Rembang – 5 orang jamaah haji warga Kabupaten Rembang harus menjalani perawatan petugas medis, begitu tiba di tanah air, setelah menempuh perjalanan udara cukup lama dari tanah suci.
Di Kloter 62, yakni Budi Ispriyanto, warga Desa Kabongan Kidul, Rembang, Djaminah warga Desa Sawahan, Rembang dan Ngadino dari Sumber. Budi dan Djaminah hanya kelelahan, sedangkan Ngadino menderita stroke.
Kemudian Kloter 63, Ridwan Surahman, jamah haji asal Sluke. Saat tiba di embarkasi Donohudan Boyolali, yang bersangkutan langsung dirujuk ke rumah sakit dr. R. Soetrasno Rembang, karena memiliki riwayat penyakit diabetes. Sementara di Kloter 64, 1 jamaah juga sempat dirawat di klinik asrama haji Donohudan, atas nama Jasmani dari Kecamatan Kragan. Ia kelelahan, mengingat sudah berusia lanjut.
Bupati Rembang, Abdul Hafidz bersama sejumlah pejabat Pemkab langsung datang menyambut di Asrama Haji Donohudan. Bupati menyebutkan khusus di Kloter 63, ada jamaah haji dari Kabupaten Rembang yang wafat dan sepasang suami isteri pulang lebih awal, karena sakit. Hafidz mengajak para jamaah untuk mendo’akan.
“Semoga para jamaah haji menjadi haji yang mabrur dan saya meminta para jamaah haji juga mendoakan agar Indonesia dan Rembang pada khususnya menjadi kabupaten yang Baldatun Thayyibatun Warabbun Ghafur,” ujar Bupati.
Sementara itu, Wakil Bupati, Bayu Andriyanto yang kebetulan juga baru saja pulang berhaji mengungkapkan betapa cuaca panas di tanah suci, menuntut fisik yang prima.
“Saya juga menyadari penuh perjuangan yang sangat luar biasa, dari wukuf arofah, maktaf di Muzdalifah, towaf dan lainnya panasnya luar biasa. Tapi yang terpenting semoga kita termasuk yang ada di dalam surat Al-Imran ayat 104. Hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung,” terangnya.
Setelah prosesi serah terima jamaah haji dari panitia penyelenggara haji provinsi ke kabupaten, para jamaah melanjutkan perjalanan menuju Rembang. Jamaah tiba di Rembang secara berurutan, sejak Sabtu malam hingga Minggu dini hari. Keluarga jamaah menjemput mereka di masing – masing konsentrasi, sama halnya seperti pemberangkatan lalu. (musyafa Musa).
