Kisah Dwi Ani Retno Wulan, Bertemu Guru Olahraganya SMP Dan SMA!! Tak Menyangka
Dwi Ani Retno Wulan, saat bertemu dengan guru olahraga di masa SMP dan SMA.
Dwi Ani Retno Wulan, saat bertemu dengan guru olahraga di masa SMP dan SMA.

Rembang – Ada moment tak terduga Dwi Ani Retno Wulan, atlit bela diri campuran dari Desa Ngulaan Kecamatan Bulu, bertemu dengan guru olahraga-nya saat SMP, Nanik Susiyanti dan guru olahraga ketika SMA, Mochammad Topan Eskha Wahyudi.

Dwi Ani Retno Wulan kebetulan sebagai pemateri sosialisasi cabang olahraga Muay Thai, dengan peserta guru olahraga se-Kabupaten Rembang.

Yah..Dwi Ani sekarang menjadi pemegang sabuk juara nasional women strawweight One Pride MMA. Ia juga beberapa kali berlaga ke luar negeri.

Prestasi tersebut membuat guru olahraga nya di SMP N I Bulu, Nanik Susiyanti merasa bangga, sekaligus bersyukur. Ia menilai Dwi Ani merupakan sosok pekerja keras dan senang olahraga sejak kecil.

“Dulu memang anaknya, dari SMP wujud talentanya sudah kelihatan. Waktu SD senang atletik, kemudian SMP senang basket. Alhamdulillah, saya bangga melihat anak didik saya bisa berhasil seperti sekarang,” tuturnya.

Sementara itu, guru olahraga Dwi Ani di SMA N Sulang, Mochammad Topan Eskha Wahyudi mengatakan bekal tekad, semangat dan pantang menyerah, merupakan modal bagi atlit yang ingin berprestasi.

Karakter seperti itu, menurutnya dimiliki Dwi Ani Retno Wulan.

“Semoga keberhasilan Dwi Ani menjadi inspirasi bagi atlit-atlit muda di Kabupaten Rembang. Jangan ragu untuk menggantungkan cita-cita setinggi mungkin. Nyatanya Dwi Ani, meski anak desa, mampu berkiprah di tingkat nasional,” kata Topan.

Dwi Ani Retno Wulan mengawali karier dari tingkat bawah. Pernah meraih medali emas cabang olahraga Muay Thai di Porprov Jawa Tengah membela Kabupaten Rembang, Dwi Ani memilih berhijrah ke Solo, menimba ilmu di Hans Academy Solo, sekaligus melanjutkan kuliahnya di Universitas Tunas Pembangunan (UTP) jurusan Pendidikan Jasmani, Olahraga Dan Kesehatan (PJOK).

Dwi Ani masih banyak menghabiskan waktunya di Solo. Hanya sesekali saja pulang ke Rembang.

“Tapi harapan saya suatu saat nanti pengin menetap di Rembang, semoga dapat pekerjaan di sana, sesuai dengan bidang saya. Sekaligus menemani ibu di rumah, karena bapak sudah meninggal dunia,” ungkapnya. (Musyafa Musa).

News Reporter

Tinggalkan Balasan