Lasem – Sekira 15 rumah kepala keluarga di Desa Dorokandang Kecamatan Lasem terendam banjir, Sabtu malam (30 November 2024).

Bahkan warga korban banjir harus mengungsi ke Mushola terdekat, karena kasur dan perabotan rumah tangga basah semua. Di titik terparah, banjir sampai selutut orang dewasa.

Ngadiyono, Ketua RW 05 Desa Dorokandang Kecamatan Lasem mengatakan masyarakat memilih mengungsi ke Mushola, karena posisinya lebih tinggi dan aman dari banjir.

“Warga tidur dengan alas atau tikar seadanya,” kata Ngadiyono.

Selain itu, masyarakat juga langsung mengamankan barang-barang elektronik, supaya tidak rusak terkena banjir.

“Mereka masih berjaga-jaga di sekitar rumah masing-masing,” ungkapnya.

Ngadiyono membenarkan selain curah hujan tinggi sejak Sabtu sore, menurutnya banjir juga diperparah oleh saluran di pinggir jalur Pantura yang sangat lama tidak diperhatikan.

Berulang kali masyarakat mengusulkan dinormalisasi, supaya ketika hujan deras, mampu menampung air dan dapat mengalir ke sungai Kiringan. Namun hal itu tidak ditindaklanjuti oleh pemerintah.

“Tiap forum di desa atau ada musyawarah perencanaan pembangunan (Musrenbang) sudah kerap diusulkan. Mungkin 10 tahunan ini. Soalnya banjir di Dorokandang, kemudian Gedongmulyo seperti agenda tahunan. Tahun ini lumayan parah,” imbuhnya.

Titik banjir lainnya seperti di jalur Rembang – Blora depan rumah sakit Bhina Bhakti Husada, kemudian jalur Pantura sebelah timur jembatan Bagan Lasem dan beberapa lokasi lain. Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Rembang terpantau melakukan patroli di Rembang Kota dan Lasem.

Mereka ingin memastikan kebutuhan para pengungsi, sekaligus membantu penanganan pertama. (Musyafa Musa).