Pusatnya Tembakau, Berharap Iba Perhatian Dari DBHCHT
Warga melintas di jalan Sudo – Kaliombo yang rusak parah. Lokasi yang menjadi pusat tembakau ini berharap kucuran DBHCHT, untuk penataan jalan.
Warga melintas di jalan Sudo – Kaliombo yang rusak parah. Lokasi yang menjadi pusat tembakau ini berharap kucuran DBHCHT, untuk penataan jalan.

Sulang – Para petani tembakau di Kecamatan Sulang menyoroti dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) yang belum tepat sasaran. Mereka menganggap kepentingan petani tembakau, kurang menjadi prioritas.

Ngasmin, petani tembakau yang juga Kepala Desa Kaliombo mengungkapkan pihaknya sangat membutuhkan subsidi bibit dan pupuk, untuk meningkatkan kualitas tembakau. Tapi sayang, petani di kampungnya belum merasakan.

Menurutnya, dengan DBHCHT Kabupaten Rembang sebesar Rp 45 Miliar tahun 2024, harapan petani tidaklah muluk-muluk untuk diperjuangkan.

“Kalau bantuan langsung tunai (BLT) sudah pernah. Tapi yang lainnya, terkait pupuk dan bibit, bener-bener diperlukan sama petani kita, belum,” ungkapnya.

Selain itu, ia menyoroti masalah jalan poros antara Kaliombo sampai Sudo yang rusak parah.

Padahal dua kampung ini merupakan pusat tanaman tembakau, tiap kali panen dan menyetor tembakau ke gudang Sadana, petani selalu menggunakan akses jalur tersebut, karena jaraknya lebih dekat.

“Untuk panen, akses ke Sadana, jalan itu sangat penting. Vital bagi masyarakat, terutama petani tembakau. Kalau ada program, mohon jalan itu bisa ditata lebih baik. Sekarang kondisinya sangat memprihatinkan,” imbuh Ngasmin.

Tanggapan Pemkab Rembang

Kepala Dinas Pertanian Dan Pangan Kabupaten Rembang, Agus Iwan Haswanto menilai usulan-usulan dari petani tembakau bisa ditindaklanjuti, sesuai mekanisme pemerintah.

Mulai musyawarah perencanaan pembangunan (Musrenbang) maupun forum OPD yang melibatkan kelompok petani tembakau, sehingga masukan mereka menjadi bahan untuk mengambil kebijakan.

“Selain Musrenbang, ada forum OPD, kita undang lembaga-lembaga representasi petani, APTI (Asosiasi Petani Tembakau Indonesia-Red) salah satunya. Dari forum itu, akan kita teruskan lewat rencana kebijakan anggaran dan tim anggaran pemerintah daerah,” terang Agus.

Agus menyebut usulan petani tembakau sebagian sudah diakomodir. Kalaupun masih ada yang belum dipenuhi, lebih karena faktor pemerataan anggaran dan menyamakan persepsi antara program pemerintah dengan keinginan petani.

“Kita akan evaluasi terus, dengan memperbanyak ketemu, komunikasi bersama petani tembakau,” pungkasnya. (Musyafa Musa).

News Reporter

Tinggalkan Balasan