

Lasem – Melimpahnya bunga mawar di Desa Kajar Kecamatan Lasem, mendorong warga di kawasan perbukitan tersebut, membuat produk bernama Wedang Marem atau Mawar Rempah.
Produksi Wedang Marem diprakarsai oleh Kelompok Wanita Tani (KWT) Kenanga Desa Kajar.
Mudayanah, Ketua KWT Kenanga menuturkan bunga mawar di Desa Kajar tidak hanya dibudidayakan di lahan pertanian, tetapi juga banyak tumbuh di area pekarangan rumah warga.
Sejak tahun 2016 lalu, pihaknya didampingi penyuluh Dinas Pertanian Dan Pangan, mengembangkan Wedang Marem.
“Bahan-bahannya bunga mawar, jahe, serai, kayu secang dan gula. Kita rebus, kemudian sampai mawarnya mengeluarkan minyak. Kita tunggu setengah jam, kompor kita matikan, baru kita kemas,” bebernya.
Untuk harga Wedang Marem, menurut Mudayanah dijual Rp 8 Ribu setiap botol. Sistem penjualan, biasanya menunggu pesanan, karena Wedang Mawar Rempah hanya bertahan selama 3 hari, jika disimpan di dalam kulkas.
Ia menimpali belakangan ini produk Wedang Marem semakin dikenal di sejumlah daerah.
“Kita sering ikut bazaar juga. Ada pembeli dari luar kota, kemarin barusan kita layani pembeli dari Jember, Jawa Timur, sebanyak 50 botol,” imbuh Mudayanah.
Wedang Marem cocok diminum dalam kondisi hangat dan dipercaya memiliki beragam manfaat untuk kesehatan dan kecantikan.
Wahyu Tri Utami, Ketua Tim Penggerak PKK Desa Kajar Kecamatan Lasem menjelaskan saat diminum, tidak terasa aroma mawarnya.
“Rasanya segar sekali, apalagi kalau diminum pas hangat,” ungkapnya.
Wahyu menambahkan pihak desa juga sudah aktif membantu, supaya Wedang Marem semakin berkembang dan memberikan manfaat bagi masyarakat setempat.
“Selain mendukung dari sisi anggaran, tiap kali ada kegiatan di desa, wedang ini sering disajikan. Pak Kades kalau pas ke dinas-dinas juga menawarkan. Kalau ada pesanan, baru dibuatkan gitu,” kata Tri Utami.
Harga bunga mawar cenderung meningkat, terutama menjelang Hari Raya Idul Fitri, bisa menembus Rp 3 Ribu per tangkai. Hal itu menjadi salah satu kendala produksi, karena di sisi lain harga Wedang Marem masih tetap. (Musyafa Musa).