Dua Kecamatan Duduki Jumlah Petani Terbanyak, Muncul Usulan Brigade Tani Untuk Regenerasi
Sarasehan Petani Milenial digelar Dinas Pertanian Dan Pangan bersama PWI Kabupaten Rembang, Kamis (22/02).
Sarasehan Petani Milenial digelar Dinas Pertanian Dan Pangan bersama PWI Kabupaten Rembang, Kamis (22/02).

Rembang – Jumlah petani milenial di Kabupaten Rembang sebanyak 18.346 orang atau 19,23 % dari total jumlah petani.

Angka tersebut dihitung per tahun 2023. Disebut milenial, kalau lahir antara tahun 1981 – 1996 atau sekarang berusia 28 – 43 tahun.

Kepala Dinas Pertanian Dan Pangan Kabupaten Rembang, Agus Iwan Haswanto menjelaskan berdasarkan klasifikasi usia, petani paling banyak berusia 45 – 54 tahun, yakni mencapai 29.860 orang.

Rentang usia kurang dari 15 tahun sebanyak 2 orang, usia 15 – 24 tahun sebanyak 710 orang, usia 25 – 34 tahun berjumlah 8.222, usia 35 – 44 tahun sebanyak 22.709, usia 55 – 64 tahun mencapai 27.564 orang, sedangkan di atas usia 65 tahun ada 16.257 orang.

“Totalnya 105.324. Kecamatan paling banyak petaninya adalah Kecamatan Sarang 12.020, disusul Kecamatan Kragan 11.199. Sedangkan yang paling sedikit Kecamatan Lasem, 4.006,” ungkapnya.

Agus Iwan membeberkan data tersebut, ketika berlangsung “Sarasehan Petani Milenial” di Aula Dinas Pertanian Dan Pangan, hari Kamis (22/02), dalam rangka memeriahkan Hari Pers Nasional (HPN) 2024.

Usulan Brigade Tani

Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Rembang, Musyafa Musa mengisahkan fenomena sebuah desa di Kecamatan Sumber, banyak anak muda nya justru memilih menjadi nelayan, ketimbang petani.

“Waktu itu era tahun 2010 an, saat kapal cantrang masih berjaya. Penghasilan sekali melaut, dalam sebulan rata-rata bisa bawa pulang penghasilan Rp 10 – 20 Juta,” ujarnya.

Tapi memasuki era tahun 2020, setelah jaring cantrang dilarang, harga ikan anjlok dan beban pendapatan negara bukan pajak (PNBP) untuk hasil tangkapan ikan melambung tinggi, pendapatan nelayan semakin menurun. Akibatnya, kini sebagian nelayan memilih jadi petani lagi.

“Jadi nelayan sekarang, cari penghasilan sebulan Rp 3 Juta, katanya sudah sulit. Melihat prospek pertanian tembakau bagus, mulai banyak yang melirik sektor pertanian lagi. Ini bisa diambil kesimpulan, nilai ekonomi, menjadi penentu seseorang menentukan pekerjaan,” kata Musa.

Musyafa berharap pemerintah membuka peluang komoditas-komoditas pertanian yang memiliki prospek bagus, untuk menambah penghasilan petani. Tujuannya, supaya menarik petani muda.

“Bukan hanya tanggung jawab Dinas Pertanian, tapi yuk kita keroyok bareng-bareng. Kalau bicara hulu hilir, banyak instansi yang harus tampil. Kita sebagai wartawan, publikasikan sisi-sisi menarik pertanian yang menginspirasi untuk anak muda,” terangnya.

Sementara itu, Hargo Pudjono, sesepuh pertanian di Rembang mengusulkan pembentukan Brigade Tani yang berisikan petani-petani milenial, untuk memperluas jangkauan kampanye petani muda.

“Dari sisi konsep maupun visi misi Brigade Tani, saya sendiri sudah punya gambaran tertulisnya. Monggo kita diskusikan. Saya sudah berusia 71 tahun, semoga Brigade Tani bisa terwujud, untuk mendukung regenerasi petani,” tandas Hargo yang tinggal di belakang Stadion Krida Rembang ini. (Musyafa Musa).

News Reporter

Tinggalkan Balasan