Rembang – Mayoritas nelayan di Pelabuhan Tasikagung, Rembang, sampai hari Sabtu (23 Juni 2018) masih berhenti melaut. Akibatnya, harga ikan turut melambung tinggi.
Sunarto, Kepala Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Tasikagung II menjelaskan sejak H – 2 sebelum Lebaran sampai sekarang, tidak ada aktivitas lelang ikan.
Apalagi saat ini berlangsung kegiatan pesta Syawalan, sehingga konsentrasi nelayan masih tertuju pada sedekah laut. Diperkirakan aktivitas nelayan baru kembali normal, dalam waktu seminggu lagi. Mengingat mereka harus menyiapkan perbekalan dulu, sebelum mencari ikan.
“Terutama kapal cantrang yang memang bekalnya sangat banyak. Jadi sudah menjadi kebiasaan, kalau masa Lebaran ya seperti ini. Nelayan ingin senang – senang dulu, setelah kerja tanpa mengenal lelah, “ jelasnya.
Sunarto menambahkan dampak dari berhentinya nelayan selama setengah bulan terakhir, memicu kenaikan harga ikan hingga 20 – 25 %, dibandingkan hari biasa.
Pihak paling diuntungkan adalah pengusaha ikan yang mempunyai cold storage atau piranti pendingin untuk menyimpan ikan. Mereka memperbanyak stok sebelum Lebaran, setelah itu baru dipasarkan saat mendekati Lebaran dan sesudahnya.
“Memang benar, naiknya harga lumayan. Lha pasokan ikan kan berkurang. Yang untung ya bos – bos besar, tinggal mengoptimalkan cold storage, “ imbuhnya.
Sementara itu salah satu nelayan cantrang, Suprapto mengaku masih menghabiskan libur melaut, berkumpul dengan keluarga di kampung. Begitu Lebaran ketupat atau seminggu setelah Hari Raya Idul Fitri, pengurus kapal baru akan berembug mengenai jadwal keberangkatan melaut.
“Tentunya juga menunggu kondisi ombak. Kalau cuaca di Pantura Jawa memungkinkan, ya berangkatnya sesuai rencana alias nggak molor, “ ujarnya. (MJ – 81).