

Sluke – Hasil panen buah anggur yang kurang maksimal di kebun anggur DNA Garden Desa Pangkalan Kecamatan Sluke, tidak serta merta dibuang begitu saja. Ternyata buah anggur yang kondisinya kurang bagus itu bisa diolah menjadi selai.
Jumadi, selaku pengelola kebun anggur DNA Garden menceritakan awal mula ide pembuatan selai anggur muncul, sebagai bentuk antisipasi apabila hasil panen terlalu banyak (overload).
Terlebih saat hasil panen kurang maksimal, minat masyarakat untuk membeli tentu akan menurun.
“Seperti panen pertama tahun ini kan nggak maksimal penjualannya karena buahnya setengah matang. Disisi lain kita harus segera melakukan pemangkasan (pruning) untuk persiapan pembuahan kedua, kan sayang kalau sisa buah dibuang. Makanya kita buat inovasi selai anggur ini,” ujarnya.
Menurut Jumadi, produk selai buatannya saat ini masih dalam tahap ujicoba. Ia masih perlu melakukan riset tentang rasa, aroma dan daya tahan penyimpanannya.
“Tujuan kami Adalah menghadirkan olahan selai anggur yang alami tanpa bahan pengawet dan pewarna,” imbuh Jumadi.
Apabila nanti hasil riset dirasa cukup dan selai anggur dianggap layak dipasarkan, barulah ia akan mengurus perizinannya.
“Untuk perizinannya memang belum. Kedepan kalau memang pangsa pasarnya menjanjikan baru kita akan urus legalitasnya,” katanya.
Produk selai anggur milik kebun anggur DNA Garden menggunakan komposisi 80% buah murni dan 20% gula asli.
Sementara anggur yang dipakai untuk membuat selai yaitu perpaduan antara jenis Cherny Kristal Hitam dan anggur merah tanpa biji (ELN 08).
“Kemarin kita sekali buat menggunakan buah anggur 2 kg dan gula 400 gram. Itu bisa menghasilkan 500 gram selai. Kalau prosesnya dari awal sampai akhir kurang lebih 2 jam,” pungkasnya. (Wahyu Adi).