
Sluke – Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) di Kabupaten Rembang dikerahkan untuk mengatasi anak tidak sekolah (ATS).
Salah satunya PKBM Budi Utomo Desa Sendangmulyo Kecamatan Sluke, yang menyelenggarakan program kejar paket.
Kepala Sekolah PKBM Budi Utomo, Sutrisno mengatakan penyebab anak tidak sekolah bervariasi, diantaranya karena menikah, putus sekolah dan dikeluarkan dari sekolah.
“Kalau sudah menikah, kan nggak bisa sekolah di sekolah umum/formal, makanya kita fasilitasi di PKBM,” terangnya, Minggu (01 Oktober 2023).
Pihaknya bekerja sama dengan tim Gas Pol 12 Pemkab Rembang yang menggelorakan pendidikan sampai lulus SMA sederajat, untuk mendekati anak tidak sekolah.
Setelah mengetahui sistem pembelajaran di kejar paket B (setara SMP) dan C (setara SMA) lebih luwes, mereka akhirnya tertarik bergabung.
“Pembelajaran online dan tatap muka, yang sistem online dalam 1 Minggu 3 hari, materi berupa naskah dikirim lewat WA group, untuk tatap muka setiap hari Minggu. Jadi di kejar paket, nggak masuk tiap hari,” kata Sutrisno.
Pada tahun pelajaran 2023/2024, pihaknya menampung 84 anak tidak sekolah di Kecamatan Sluke untuk bersekolah kembali. Mereka berusia di bawah 18 tahun.
“Yang ATS 84 dari 14 desa se Kecamatan Sluke, tapi kalau keseluruhan jumlahnya 117 siswa baru di paket B dan C,” ungkapnya.
Bagi anak tidak sekolah di bawah usia 18 tahun, pemerintah menggelontorkan dana simultan yang nilainya berkisar antara Rp 500 – 800 Ribu per orang.
“Dana simultan itu langsung masuk ke rekening siswa, kemudian ada lagi dana biaya operasional pendidikan (BOP) yang dititipkan ke lembaga. Jadi untuk SPP sudah bebas atau gratis,” pungkasnya.
Karena pemerintah sudah memberikan kelonggaran serta bantuan, ia mengajak masyarakat memanfaatkan program tersebut. Targetnya, kedepan angka anak tidak sekolah akan semakin menurun. (Musyafa Musa).

