Kualitas Menurun Tahun 2025, Bagaimana Dengan Harga Tembakau Di Kabupaten Rembang
Bupati Rembang, Harno mengecek hasil panen tembakau di Desa Karangharjo Kecamatan Sulang, Senin (29 September 2025), sambil berdialog dengan perwakilan PT Sadana Arif Nusa.
Bupati Rembang, Harno mengecek hasil panen tembakau di Desa Karangharjo Kecamatan Sulang, Senin (29 September 2025), sambil berdialog dengan perwakilan PT Sadana Arif Nusa.

Sulang – Kualitas hasil panen tembakau tahun 2025 ini menurun, dibandingkan tahun 2024 kemarin.

Hal itu disebabkan karena pengaruh cuaca fenomena kemarau basah atau dampak hujan deras di tengah musim kemarau.

Bupati Rembang, Harno menyampaikan masalah tersebut, saat mengecek lahan tembakau di Desa Karangharjo Kecamatan Sulang, hari Senin 29 September 2025.

Ia menyebut ketebalan daun tembakau berkurang, sehingga kualitas yang turun juga berdampak pada penurunan penghasilan petani.

“Ada perbedaan dengan tahun-tahun kemarin. Kemarin cuacanya pas, sehingga kualitasnya bagus, ketebalan memenuhi syarat. Nah tahun ini ada sedikit beda lah,” ujarnya.

Harno menambahkan perusahaan rokok Sampoerna yang menyerap tembakau dari Kabupaten Rembang, sejauh ini belum berencana mendirikan pabrik di Kabupaten Rembang. Banyak faktor diperhitungkan, termasuk kesulitan mencari tenaga kerja pada masa-masa tertentu.

“Apabila nanam dan panen bareng-bareng, nyari tenaga kerja kesulitan. Apalagi ada beberapa pabrik rokok juga masih kekurangan karyawan, Djarum misalnya juga masih kekurangan karyawan. Sampoerna masih memperhitungkan,” kata Harno.

Anggota DPRD Rembang sekaligus Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Kabupaten Rembang, Maryono mengungkapkan hasil panen tembakau dari sisi kualitas maupun kuantitas menurun, karena pengaruh cuaca.

Ia memprediksi capaian dari target yang ditentukan, hanya akan mampu terpenuhi sekira 70 %.

“Kalau luasan cenderung meningkat, tapi kualitas dan kuantitas turun,” bebernya.

Wartawan Dilarang Masuk Gudang

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Dan Pangan, Agus Iwan Haswanto memperinci luas lahan tembakau tahun ini 8.400 hektar, sedangkan tahun 2024 kemarin 7.400 hektar.

“Jadi luasan ada kenaikan,” ucapnya.

Kalau kondisi bagus, per hektar mampu menghasilkan panen sampai 2 ton. Namun sekarang menurun.

“Belakangan ini cuaca mulai terik, grade meningkat lagi. Dari sisi harga, relatif hampir sama,” imbuh Agus.

Usai dari Desa Karangharjo, rombongan Bupati bergeser ke gudang tembakau PT. Sadana Arif Nusa di Desa Kemadu Kecamatan Sulang, yang selama ini membeli daun tembakau petani.

Ditanya tentang rentang harga tembakau, pegawai lapangan dari perusahaan PT Sadana Arif Nusa saat berada di Desa Karangharjo menyarankan wartawan datang langsung ke gudang.

Namun sudah berulang kali pihak perusahaan melarang wartawan untuk masuk ke dalam gudang.

“Dari dulu saya memang tidak mau masuk ke gudang Sadana, karena enggan ribet-ribet. Beberapa rekan wartawan lain juga pernah mengadukan hal ini kepada saya. Silahkan masyarakat petani menilai sendiri, kenapa wartawan tidak boleh masuk liputan,” kata seorang wartawan. (Musyafa Musa).

News Reporter

Tinggalkan Balasan