

Bulu – Petani di Desa Jukung Kecamatan Bulu Kabupaten Rembang ini sangat inspiratif.
Dengan serius memanfaatkan lahan Perhutani, ia mendapatkan penghasilan rutin harian. Bahkan mampu menguliahkan anaknya hingga S II di Institut Pertanian Bogor (IPB).
Namanya Lasmin (59 tahun), tinggal di RT 01 RW 01 Desa Jukung Kecamatan Bulu.
Lasmin mengaku menanam lahan Perhutani luasnya sekira 1 Hektar menerapkan sistem tumpangsari, seperti pepaya california, pisang ulin, alpukat, kedondong, mangga dan rumput untuk pakan ternak.
Khusus rumput pakan ternak, sehari bahkan bisa meraup penghasilan rata-rata Rp 200 Ribu.
“Minimal 200 ribu/hari pak dari panen rumput odot (hijauan pakan ternak),” tuturnya.
Lasmin menimpali dari menjual hasil pertanian, dirinya bisa menguliahkan anaknya hingga S II di IPB.
“Anak saya ada tiga, yang pertama sudah keluarga, yang kedua kuliah S II di teknologi pangan IPB, yang ketiga masih di SMA N Sulang. Alhamdulillah dari hasil pertanian, bisa menyekolahkan anak-anak,” imbuh Lasmin.
Ketua Kelompok Tani Hutan (KTH) Desa Jukung Kecamatan Bulu, Didik mengaku ikut bangga melihat upaya Lasmin mengolah lahan kehutanan untuk bertani, sehingga menjadi sarana pemberdayaan nyata bagi masyarakat.
“Pak Lasmin ini menjadi contoh pertama pengembangan pepaya California di Desa Jukung. Kami juga mendorong, petani-petani untuk menanam, yang penting bermanfaat,” terangnya.
Ketahanan Pangan
Keberhasilan Lasmin juga menyedot perhatian Muhammad Zaenudin, dari Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama Kabupaten Rembang.
Ia tertarik karena Lasmin memilih jenis tanaman yang prospek, mulai tanaman harian, bulanan dan tanaman tahunan.
“Tahunan seperti kedondong, bulanan misal pepaya, yang harian pisang, cara pandang beliau itu sudah maju. Makanya saya tertarik terjun langsung ke lapangan, pengin lihat sendiri,” bebernya.
Zaenudin menambahkan dari kisah Lasmin, pemerintah mestinya terus mendorong dunia pertanian semakin maju dan muncul petani-petani muda sebagai regenerasi. Tujuan utamanya, demi ketahanan pangan nasional.
“Petani yang identik kotor dan rekoso (berat), tapi beliau membuktikan ada hasilnya, mampu menguliahkan anak. Biar ini jadi motivasi para pembuat kebijakan, terus membantu petani, memfasilitasi petani. Apalagi pak Prabowo calon presiden terpilih, juga fokus sama ketahanan pangan,” tandas Zaenudin.
Sementara itu, Ismartoyo, seorang petugas Perhutani KPH Mantingan menyatakan lahan yang ditanami petani Desa Jukung tersebut berstatus sebagai kawasan perlindungan setempat. Lokasinya berada di pinggir sungai.
Jenis tanaman seperti mangga dan kedondong termasuk tanaman keras, menurut Ismartoyo sudah sesuai dengan arahan Perhutani.
“Jangan lepas dari tanaman keras, kebetulan yang ditanam pak Lasmin sudah sesuai kriteria dan memenuhi syarat. Tanaman keras tujuannya sebagai penyangga sistem lingkungan dan terjaga mata airnya,” ujarnya.
Ismartoyo optimis keberhasilan Lasmin mampu mendorong semangat petani lain. Selama mau bekerja keras dan inovatif, peluang penghasilan akan terbuka. (Musyafa Musa).