Pecahkan Rekor MURI, Semakin Mengukuhkan Batik Lasem
Menteri Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak, Bintang Puspayoga menyampaikan konferensi pers, Minggu. (Foto atas) Pelajar di Rembang memecahkan rekor MURI dengan membatik syal.
Menteri Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak, Bintang Puspayoga menyampaikan konferensi pers, Minggu. (Foto atas) Pelajar di Rembang memecahkan rekor MURI dengan membatik syal.

Rembang – Membatik syal dengan jumlah peserta 1.054 orang dari kalangan millenial di Alun-Alun Rembang, Minggu pagi (21 April 2024) untuk memeriahkan Hari Kartini, berhasil memecahkan rekor MURI (Museum Rekor Indonesia).

Peserta tidak hanya pelajar dari jenjang SMP, SMA sederajat, tetapi juga melibatkan anak-anak disabilitas.

Sri Widayati, Ketua MURI perwakilan Jawa Tengah menuturkan membatik syal dengan motif batik Lasem ini tercatat sebagai rekor ke-11.594.

“Semoga akan semakin mengharumkan nama Kabupaten Rembang, sekaligus meningkatkan rasa cinta terhadap batik Lasem,” kata Sri.

Penghargaan dari MURI tersebut menjadi penghargaan kali ketujuh pemecahan rekor yang diperoleh Pemkab Rembang.

Bupati Rembang, Abdul Hafidz menyatakan pemecahan rekor MURI ini sebagai wujud komitmen Pemkab Rembang untuk melestarikan batik Lasem. Selain itu, kian mengukuhkan bahwa batik Lasem adalah warisan budaya asli Rembang.

“Ini akan terus kita praktekkan (melestarikan batik Lasem) sesuai dengan regulasi yang ada. Tidak ada kata-kata batik Lasem batiknya orang lain, batik Lasem batiknya orang Rembang,” tutur Hafidz.

Menteri Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak, Bintang Puspayoga menyampaikan apresiasi kepada berbagai pihak, sehingga peringatan Hari Kartini di Rembang berlangsung meriah.

“Kebanggaan dan kebahagiaan yang luar biasa, ini hari bersejarah bagi pergerakan kaum perempuan. Dukungan dari Pemkab Rembang, Pemprov Jawa Tengah dan Bank Indonesia, saya ucapkan terima kasih,” ujar Bintang.

Sementara itu, salah satu peserta membatik dari SMA N 1 Rembang, Arrasyita Shaafana Putri Dema mengaku bangga bisa ikut berpartisipasi dalam pemecahan rekor MURI. Menurutnya, ketelitian dan kesabaran menjadi kunci dalam membatik.

“Di sekolah ada (pelatihan membatik) tapi buat kelas XI belum dapat. Jadi ini baru pertama kali ikut membatik, rasanya senang dapat kesempatan ikut acara ini,” ungkapnya. (Musyafa Musa).

News Reporter

Tinggalkan Balasan