Melihat Dari Dekat Ponpes Arrohmaniyah Yang Diasuh Bupati, Anak Papua Jadi Santri
Bupati Rembang, Abdul Hafidz saat berkunjung ke desa. (Foto atas) Abdul Hafidz mengajar di depan para santri Ponpes Arrohmaniyah Pamotan.
Bupati Rembang, Abdul Hafidz saat berkunjung ke desa. (Foto atas) Abdul Hafidz mengajar di depan para santri Ponpes Arrohmaniyah Pamotan.

Rembang – Bupati merangkap menjadi guru ngaji. Nah..itulah kisah dari Bupati Rembang, Jawa Tengah, Abdul Hafidz. Penasaran seperti apa, berikut liputannya.

Abdul Hafidz berusia 62 tahun, memiliki aktivitas yang jarang ditekuni oleh kepala daerah pada umumnya.

Dari pagi sampai sore, Abdul Hafidz menggeluti aktivitas pemerintahan sebagai Bupati, untuk melayani masyarakat.

Pulang ke rumah menjelang petang, tak lantas langsung bisa istirahat, karena Bupati punya tugas lain yang sudah menanti, yakni mengajar para santri.

Kebetulan Bupati kini juga menjadi pengasuh pondok pesantren Arrohmaniyah, yang ia dirikan sejak tahun 2023 di dekat rumah pribadinya, Desa Pamotan Kecamatan Pamotan.

Selama bulan suci Ramadhan, runititas di pondok pesantren tersebut semakin meningkat. Mulai menjelang berbuka puasa, sampai sehabis subuh.

Abdul Hafidz menuturkan biasa mengajarkan kitab fathul qorib tentang fiqih cara beribadah dan kitab ta’lim muta’alim tentang akhlak kehidupan sehari-hari.

“Saya mengalokasikan waktu di pondok setelah Maghrib. Habis belajar kitab, dilanjutkan tadarus Alqur’an,” ungkapnya.

Untuk mengatur waktu antara Bupati dan pondok pesantren, bagi Hafidz tidak terlalu sulit. Keluarganya turut mendukung penuh, sehingga semuanya bisa berjalan beriringan.

“Anak-anak, menantu dan keponakan, saya libatkan. Jadi sewaktu-waktu saya tidak di rumah, merekalah yang bertanggung jawab mengawal aktivitas di pondok,” imbuh Hafidz.

Bupati Rembang saat ini mengasuh santri sebanyak 120 an anak. Paling jauh berasal dari Papua. Mereka tidak hanya diajarkan ilmu agama, tetapi juga memperoleh bekal ilmu umum di SMK Arrohmaniyah.

Bahkan santri diajarkan 4 bahasa asing, yakni Jepang, Mandarin, Inggris dan bahasa Arab.

“Sementara ini siswa yang sekolah di SMK tidak harus mondok, ada sebagian pulang ke rumah masing-masing. Kalau dari keluarga tidak mampu, kita bebaskan biaya sekolahnya,” tandas Hafidz.

Bedanya Bupati Dan Guru Ngaji

Ia merasakan antara jadi Bupati dan guru ngaji, tidak jauh berbeda. Hafidz beralasan, apapun profesinya yang terpenting bisa memberikan manfaat untuk orang lain.

“Di pemerintahan, potensi untuk bermanfaat bagi orang lain kan banyak sekali. Khusus di pondok pesantren ini kan memang khidmah saya kepada agama, kiai-kiai saya, bisa melanjutkan ajaran Islam. Ini yang membuat saya semangat mas,” terangnya.

Hafidz yang menjadi Bupati Rembang dua periode ini akan berakhir masa jabatannya pada tahun 2024. Imbas dari pelaksanaan Pilkada serentak, kepemimpinannya terpotong hampir satu setengah tahun.

Setelah purna nanti, Abdul Hafidz pun memantapkan tekadnya untuk terus berbakti di bidang pendidikan. Aktivitas yang sejatinya sudah lama ia jalani, sebelum menjadi Bupati. (Musyafa Musa).

News Reporter

Tinggalkan Balasan