Pengendara Motor Meninggal Dunia, Perempatan Kabongan Kidul Rawan Kecelakaan
Kondisi sepeda motor korban. (Foto atas) Kanit Gakkum Satlantas Polres Rembang, Iptu Hengki Irawan meminta keterangan dari sopir truk.
Kondisi sepeda motor korban. (Foto atas) Kanit Gakkum Satlantas Polres Rembang, Iptu Hengki Irawan meminta keterangan dari sopir truk.

Rembang – Kecelakaan tragis terjadi di jalur Pantura perempatan lampu pengatur lalu lintas menuju RSUD dr. R. Soetrasno Desa Kabongan Kidul Rembang, Kamis (04 April 2024) sekira pukul 11.30 Wib.

Detik-detik kecelakaan itu terekam kamera CCTV, sehingga tergambar jelas kronologis kejadiannya.

Sebuah truk tronton box melaju kencang dari arah timur (Surabaya) menabrak sepeda motor yang akan menyeberang jalan dari arah selatan (RSUD), bermaksud akan belok ke timur.

Sesuai hasil olah TKP dan rekaman CCTV, polisi menduga lampu pengatur lalu lintas dari arah timur, sudah berwarna merah.

Sedangkan dari arah selatan, lampu traffic berwarna hijau, sehingga iring-iringan sepeda motor melintas. Karena sopir truk tronton box menerobos lampu merah, akhirnya menghantam seorang pengendara sepeda motor.

Pengendara sepeda motor, Abdul Basid (58 tahun) warga Ngasinan Desa Pamotan Kecamatan Pamotan meninggal dunia di TKP. Jenazahnya dibawa ke RSUD dr. R. Soetrasno Rembang. Menurut informasi, korban baru saja pulang dari Kantor Samsat, usai mengurus pajak kendaraan.

Kelalaian Sopir

Kanit Penegakan Hukum Satlantas Polres Rembang, Iptu Hengki Irawan menjelaskan setelah kejadian, sopir truk Zaenal Saefudin (32 tahun) warga Kampung Kali Ulu Desa Tanjungsari Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi Jawa Barat diamankan untuk menjalani pemeriksaan.

“Kami menduga sopir truk tronton box ini lalai, sehingga menabrak pengendara sepeda motor hingga meninggal dunia. Kami menghubungi Kades Pamotan, terkait kejadian ini, agar keluarga korban datang ke rumah sakit,” tuturnya.

Hengki mengakui perempatan Pantura Kabongan Kidul termasuk rawan kecelakaan lalu lintas, karena sering kali ada pengguna jalan menerobos lampu merah.

“Hati-hati kalau lewat situ, mungkin anda sudah hati-hati, tapi bisa saja orang lain nggak. Butuh kesadaran kita semua,” kata Hengki.

Sementara itu, sopir truk mengaku tidak mengetahui kalau di jalur tersebut ada lampu pengatur lalu lintas, sehingga ia memacu kendaraannya dengan kecepatan tinggi, perkiraan antara 80 – 100 KM per jam.

“Saya nggak tahu pak kalau di situ ada lampu traffic nya. Memang beberapa kali saya lewat jalur sini, tapi malam hari, sehingga tidak begitu hafal,” ujarnya.

Truk dalam kondisi tidak ada muatan, karena baru saja membongkar barang-barang paket di Surabaya.

“Saya sudah seminggu nggak pulang, mau pulang jelang Lebaran malah ada kejadian ini. Orang tua sudah saya kabari untuk datang ke Rembang pak,” kata Zaenal. (Musyafa Musa).

News Reporter

Tinggalkan Balasan