

Gunem – Pihak PT Semen Gresik Pabrik Rembang melakukan sejumlah upaya, untuk memastikan kegiatan peledakan di lokasi tambang batu kapur tidak mengganggu lingkungan sekitar.
Fiuka Yudha Praditya, seorang pengawas pertambangan PT Semen Gresik menjelaskan pihaknya menerapkan 2 ring keamanan, sebelum peledakan.
Ring pertama, jarak 300 Meter untuk alat dan ring kedua jarak 500 Meter untuk pekerja maupun masyarakat.
“Kami melakukan sweeping dulu sebelum peledakan, jadi untuk kemungkinan masuk ke warga, sangat kecil,” tuturnya.
Apalagi kondisi tambang sudah pada posisi kedalaman antara 36 – 40 Meter. Selanjutnya, lemparan batu diarahkan menuju ke dalam area tambang, bukan keluar.
“Untuk inovasinya menggunakan teknologi daya tekan ke atas kita kurangi, jadi ibaratnya kita memanfaatkan hampa udara, supaya daya yang ke atas balik lagi ke bawah. Hal itu juga bertujuan untuk menghemat bahan peledak,” kata Fiuka.
Fiuka menambahkan kalau ada pihak yang memberitakan bahwa batu besar hasil ledakan terlempar hingga masuk ke lahan warga, ia memastikan tidak mungkin.
Apalagi sampai jatuh di permukiman warga, menurutnya mustahil, lantaran jaraknya lumayan jauh, sekira 1 kilo meter.
“Untuk batu sekitar 1 Meter dan bisa sampai ketinggian 40 Meter, saya pastikan nggak ada, nggak mungkin mas,” terangnya.
Ambang Batas Suara
Kalau suara, Fiuka menyebut diukur dengan alat khusus. Nilai ambang batasnya 100 desibel. Dari hasil pengukuran di setiap peledakan, rata-rata pada kisaran 60 – 70 desibel.
“Kalaupun misalnya sampai melebihi ambang batas, kita pasti melakukan rekayasa teknis tambang. Itu umpama ya, karena sejauh ini belum pernah terjadi,” imbuh pria asli Bojonegoro, Jawa Timur ini.
Rekayasa tersebut, misalnya jika semula 200 lubang sekali tembak, kemudian menjadi 200 lubang 3 kali tembak untuk mengurangi suara dan getaran.
“Ini misal ada yang bilang suaranya banter (keras), banter seperti apa. Kita mengacunya pada alat. Kecuali kalau yang bilang banter itu punya alat pengukur, mungkin bisa dibandingkan,” papar Fiuka.
Sedangkan menyangkut sumber air akibat peledakan, Fiuka memperinci pihaknya rutin melakukan pantauan pada 6 titik sumber air di sekitar pabrik. Hasilnya, sejauh ini belum ada penurunan debet air.
“Kita juga sudah punya sabuk hijau (green belt) selebar 50 Meter yang mengelilingi area tambang, dengan total luas 37 Hektar. Ukuran ini jauh lebih luas dari yang disyaratkan pemerintah,” pungkasnya. (Musyafa Musa).