Pamotan – Seorang oknum guru sebuah sekolah swasta di Pamotan, Rembang dicoret menjadi calon pengawas tempat pemungutan suara (TPS) terpilih Pemilu 2024, buntut dari video viral.
Video yang diduga direkam siswa dan tersebar luas, oknum guru perempuan itu mengajar di dalam kelas. Saat diskusi dengan muridnya, yang bersangkutan sempat melarang siswa untuk memilih Capres Prabowo Subianto, karena sarat dengan politik dinasti.
Ia juga meminta siswanya yang memuji Prabowo, menunjukkan apa prestasi Capres tersebut.
Pihak sekolah sudah menyampaikan tanggapan bahwa oknum guru itu tidak bermaksud mengarahkan muridnya ke pasangan calon tertentu, namun diklaim hanya sebagai bentuk edukasi.
Ketua Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Kabupaten Rembang, Totok Suparyanto menjelaskan status guru itu bukan pegawai negeri, Kades, perangkat desa maupun profesi lain yang diperintahkan Undang-Undang untuk bersikap netral.
“Jadi status dia merupakan guru di sekolah swasta,” terangnya, Rabu (24 Januari 2024).
Secara kebetulan, yang bersangkutan menjadi calon pengawas TPS terpilih salah satu desa di Kecamatan Pancur.
Setelah klarifikasi dan munculnya tanggapan masyarakat yang menyoroti ketidaknetralan, maka ia dicoret dari daftar calon pengawas TPS terpilih sebelum pelantikan. Ia langsung digantikan oleh pelamar lain yang mengantongi nilai di bawahnya.
“Kami sudah memerintahkan Panwaslu Pamotan untuk menelusuri, sebagai titik lokasi mengajar. Selain itu, Panwaslu Pancur juga kita instruksikan menelusuri dari sisi pendaftar pengawas TPS. Hasil klarifikasi, yang bersangkutan membenarkan dia yang ada di dalam video viral tersebut,” tandas Totok.
Jumlah pengawas TPS di Kabupaten Rembang sebanyak 2.201 orang. Mereka sudah dilantik pada hari Minggu dan Senin kemarin (21 – 22 Januari 2024). (Musyafa Musa).