

Rembang – Rendemen atau kadar gula dari hasil panen tebu di Kabupaten Rembang masih cukup rendah.
Kepala Dinas Pertanian Dan Pangan Kabupaten Rembang, Agus Iwan Haswanto mengatakan saat panen tebu tahun 2023, rata-rata rendemen hanya 6 – 7 %. Artinya, dihasilkan 6 – 7 Kg gula, dari 100 Kg tebu.
Sedangkan luas panen tebu mencapai 6.500 hektar, dengan jumlah produksi 520 ribu ton. Estimasinya, tiap hektar memperolah 60 – 80 ton.
“Hasil panen tersebut setara dengan 32.500 Kg gula kristal,” terangnya.
Bupati Rembang, Abdul Hafidz membenarkan rendemen tebu di wilayahnya relatif rendah, karena berkaitan dengan kebutuhan air yang masih sulit.
“Kita di sini waktunya butuh hujan, nggak ada hujan. Pas tidak butuh, malah hujan deras. Selain cuaca, ada faktor bibit dan pemupukan,” kata Hafidz.
Ia membandingkan dengan petani tebu di daerah Probolinggo, Jawa Timur. Di sana rendemen tebu, bisa mencapai 11 hingga 12 %, karena keberadaan sejumlah sungai besar di daerah tersebut. Produksinya juga bisa sampai 130 ton per hektar.
“Jadi airnya bisa diatur sesuai kebutuhan petani. Saya kebetulan punya saudara di Probolinggo, cerita rendemen tebunya tinggi. Hasil panen juga sangat bagus,” imbuhnya.
Namun Hafidz tak terlalu mempermasalahkan kondisi tersebut. Baginya yang terpenting untuk komoditas pangan, tetap diutamakan, karena menyangkut hajat hidup banyak orang.
“Kalau pangan jangan sampai dikurangi intensitasnya, soale kanggo uripe wong sak Rembang,” pungkas Bupati asli Desa Pamotan ini. (Musyafa Musa).