

Sumber – Ribuan hektar tanaman padi di Kabupaten Rembang terancam mati kekeringan, karena pada bulan Januari 2024 ini ternyata curah hujan masih sangat rendah.
Sukirno, petani di Desa Jadi Kecamatan Sumber mengatakan kondisi sekarang berbeda jauh dibandingkan bulan Januari tahun 2023 lalu, karena kala itu curah hujan sudah cukup tinggi.
“Waktu itu, habis tanam tembakau langsung padi. Bagus hasilnya, lha kali ini perkiraan meleset,” tuturnya, Selasa (16 Januari 2024).
Tanaman padi sebelumnya mengering dan sebagian sudah diganti dengan tanaman baru oleh petani. Itupun belakangan ini juga ikut mati kekeringan, karena pasokan air hujan belum mencukupi.
“Sudah tanam lagi, tapi ya kering lagi mas. Sekitar sini merata kering semua,” imbuh Sukirno.
Sukirno menambahkan kalaupun nantinya turun hujan deras, hasil panen padi tidak akan bisa maksimal, karena sudah terlambat.
“Biasanya gabah yang dihasilkan hitam-hitam, nggak maksimal. Kecuali nanti tanam ulang,” ungkapnya.
Petani lain di Desa Bogorejo Kecamatan Sumber, Sukatmin mengungkapkan sebagian besar padi yang mulai mengering dibiarkan saja oleh pemiliknya.
“Rata-rata kan padi gogo, jadi banyak rumputnya. Petani nunggu hujan, kalau tanah sudah basah, baru dicabuti rumputnya,” kata Sukatmin.
Ia memperkirakan kerugian petani tiap petak sawah ukuran sedang pada kisaran Rp 1 Juta. Angka itu dihitung biaya pengolahan lahan, tanam, bibit, pupuk dan ongkos buruh.
“Kalau dihitung per hektar ya berjuta-juta mas. Saat ini pasrah saja sama yang kuasa, nunggu hujan,” tuturnya.
Sebelumnya Kepala Dinas Pertanian Dan Pangan Kabupaten Rembang, Agus Iwan Haswanto menyebut tanaman padi di lahan sawah tadah hujan kekurangan air.
Ia membenarkan masa tanam yang mundur akibat curah hujan rendah, juga berdampak pada tingkat penebusan pupuk bersubsidi hingga akhir tahun 2023 belum mampu menghabiskan 100 %. (Musyafa Musa).