Tidak Ada Guru Bahasa Jawa Di Jenjang SD, Akan Ada Perubahan ?? Dindikpora Rembang Angkat Bicara
Kepala Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olahraga Kab. Rembang, Sutrisno. (Foto atas) Ilustrasi guru Bahasa Jawa di Jateng.
Kepala Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olahraga Kab. Rembang, Sutrisno. (Foto atas) Ilustrasi guru Bahasa Jawa di Jateng.

Rembang – Mata pelajaran Bahasa Jawa di jenjang sekolah SD, seharusnya diampu oleh guru Bahasa Jawa, supaya lebih tepat sasaran. Yang terjadi selama ini, mata pelajaran Bahasa Jawa, diajarkan oleh guru seni budaya.

Sedangkan untuk jenjang SMP dan SMA, mata pelajaran Bahasa Jawa, rata-rata sudah diampu oleh guru Bahasa Jawa.

Kepala Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olahraga Kabupaten Rembang, Sutrisno menyampaikan masalah tersebut, untuk menanggapi kemungkinan perubahan pada tahun 2024.

Ia menyebut data pokok pendidikan (Dapodik) di SD, mencantumkan klasifikasi guru, yakni guru kelas dan guru mata pelajaran, yang meliputi guru Penjas/olahraga, pendidikan agama islam (PAI) dan Mapel seni budaya.

“Kami ingin nomenclaturnya, Bahasa Jawa ya diajarkan oleh guru Bahasa Jawa. Tidak diampu guru Seni Budaya. Saat Kongres Bahasa Jawa di Solo, beberapa waktu lalu, hal itu turut dibahas,” tuturnya.

Maka kedepan akan diusulkan formasi guru Bahasa Jawa di tingkat SD, guna memenuhi standar tersebut.

“Akan kami usulkan. Keinginan kami penginnya secara total, 350 orang guru, tapi itu meliputi semua, ya guru kelas dan guru Mapel. Khusus berapa yang guru Bahasa Jawa, akan kita hitung lagi,” kata Sutrisno.

Sutrisno berharap dengan langkah itu, Bahasa Jawa akan semakin berkembang.

Apalagi di dalam Bahasa Jawa juga mengajarkan pendidikan karakter sopan santun dan adab perilaku yang baik.

“Di dalam bahasanya sendiri, sudah ada unsur sopan santun. Apalagi kalau hal itu bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, tentu akan sangat bermanfaat, utamanya bagi generasi muda kita,” tandasnya.

Sejumlah pegiat Bahasa Jawa Di Kabupaten Rembang berharap rencana pemerintah tersebut dapat benar-benar dikawal dan akhirnya bisa terealisasi. Mereka berpendapat gaung Bahasa Jawa juga layak dimasifkan, supaya jangan sampai punah. (Musyafa Musa).

News Reporter

Tinggalkan Balasan