

Rembang – Universitas YPPI Rembang (UYR) menggelar kuliah umum, melalui Zoom Meeting, hari Sabtu (16 Desember 2023), mengangkat tema “Bekerja dan Berbisnis dengan Artificial Intelligence/AI (teknologi yang memiliki potensi besar untuk mengubah kehidupan manusia di masa depan)”.
300 peserta dari dua fakultas, yakni Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) dan Fakultas Sains dan Teknologi (FST) mengikuti kegiatan tersebut.
Dalam kuliah umum ini menghadirkan pembicara Sekretaris Program Studi Magister Sistem Informasi Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Oky Dwi Nurhayati, serta Konsultan Komunikasi Independen dan Praktisi Artificial Intelligence, Wicaksono.
Saat membuka kuliah umum, Rektor UYR, Muhammad Asrori berharap kegiatan ini bisa menginspirasi para mahasiswa.
“Kami ingin kegiatan kuliah umum ini bisa dimanfaatkan oleh mahasiswa semaksimal mungkin, karena kita telah mendatangkan pemateri yang sangat kompeten,” ucapnya.
Ketua panitia kuliah umum, Ming Ming Lukiarti menjelaskan pemilihan tema ini bertujuan memberikan wawasan dan gambaran seputar penggunaan Artificial Intelligence (AI) dalam bekerja dan berbisnis.
“Dengan memilih tema ini, mahasiswa lebih semangat ketika terjun di dunia kerja maupun berbisnis setelah mendapatkan penjelasan dari para pemateri,” jelasnya.
Saat paparan, Oky dari Undip Semarang membeberkan bahwa kecerdasan buatan atau artificial intelligence, mengacu pada teknik apa pun yang memungkinkan komputer meniru kecerdasan manusia.
“Ketika kita berhubungan dengan AI yang implementasinya itu banyak sekali, kita melihat ada sistem pakar, natural language processing seperti google translate, kita melihat bahwa AI dibangun dengan mesin, tentu saja ada algoritma yang digunakan dan diimplementasikan di dalam mesin tersebut yang tujuannya untuk melakukan komputasi seperti yang dilakukan otak manusia,” ungkap Oky.
Sedangkan Wicaksono dalam paparannya mengatakan bahwa AI bisa sangat membantu pekerjaan manusia, jika bisa memanfaatkan dengan benar.
“Adanya AI bisa sangat membantu pekerjaan, terutama bagi sebuah tim kecil sehingga mampu bersaing dengan perusahaan yang beranggotakan besar,” urainya.
Namun AI juga membutuhkan dukungan finansial yang tidak murah. Misalnya menyewa bandwith maupun menyewa server.
Ia juga mendorong para mahasiswa selalu mengikuti perkembangan teknologi dan tren industri.
“Bagaimana aplikasi yang dikembangkan itu bisa menjawab kebutuhan orang. Kalau kita punya sesuatu tapi tidak menjawab kebutuhan orang, maka bisnis kita tidak dibutuhkan. Itu sebuah tantangan tersendiri. Solusinya adalah dengan AI,” imbuhnya.
Di akhir, Wicaksono menekankan keterampilan soft skill dan profesionalisme itu adalah suatu hal yang harus dimiliki oleh setiap orang.
Untuk itu, ia mengajak teman-teman yang bekerja di dunia start up bisa mempelajari cara berkomunikasi dengan orang lain.
“Kalau teman-teman tidak bisa meyakinkan orang-orang bahwa solusi dan teknologi yang berbasis AI itu mampu menjawab kebutuhan, maka kita tidak akan pernah mendapatkan pesanan. Jadi keterampilan yang hard skill itu wajib, tapi jangan sampai melupakan faktor lain,” pungkasnya. (Release UYR).