Rembang – Musim kemarau menjadi berkah tersendiri bagi kalangan petani yang menanam buah semangka. Pasalnya, saat cuaca panas hasil panen buah semangka dianggap lebih menjanjikan.
Seorang petani buah semangka di Desa Kedungrejo Kecamatan Rembang, Supardi menjelaskan setiap setahun sekali ia selalu menanam semangka. Mengingat tanaman semangka tidak membutuhkan banyak air, maka masa tanamnya dilakukan pada musim kemarau.
Namun demikian tanaman semangka cukup rentan terhadap gerimis. Jika sudah terkena gerimis, biasanya daun menjadi lengket dan muncul kutu daun.
“Kalau misal hujan malah mending yang deras sekalian. Kalau cuma gerimis malah rawan penyakit. Penanganannya ya harus di semprot pestisida,” tuturnya.
Agar pertumbuhan buah semangka bisa maksimal, menurut Supardi harus rutin diberikan pupuk. Ia pribadi selalu memberi pupuk setiap 15 hari sekali.
“Biasanya saya pakai pupuk HNO, NPK sama ZA. Normalnya sih 50 hari sudah panen. Molor-molornya ya 55-60 hari,” imbuhnya.
Supardi menambahkan, dari 3500 meter persegi lahan yang dimiliki bisa menghasilkan sekira 10 ton buah semangka dalam sekali panen. Dari jumlah itu, ia bisa meraup cuan hingga Rp 40 juta.
Dari informasi yang ia terima, semangka dari pengepul dihargai Rp 4000/kg. Namun untuk semangka kwalitas super bisa mencapai Rp 5000-5500/kg.
“Hari-hari ini memang untung nanam semangka. Sekali panen bisa dapet Rp 35-40 juta,” pungkasnya.
Semangka hasil panen Supardi memiliki bobot yang beragam. Rata-rata beratnya dikisaran angka 6 kilogram. Namun ada pula sebagian yang berukuran super dengan berat antara 7-8 kilogram. (Wahyu Adi).