Rembang – Bupati Rembang, Abdul Hafidz mengomentari sorotan masyarakat seputar peluang kerja di pabrik, lebih banyak untuk kaum perempuan. Kondisi tersebut juga rentan memicu masalah-masalah sosial di tengah masyarakat.
Abdul Hafidz menganggap fenomena tersebut seperti hukum alam dan tidak ada standar baku. Kebijakan manajemen dari pabrik memang masih seperti itu.
Tapi kalau nantinya tidak ada pilihan lain, kecuali membutuhkan tenaga laki-laki, maka pasti pekerja laki-laki akan lebih banyak dilibatkan.
“Soalnya ini kan masih ada pilihan, cari tenaga kerja wanita, mungkin pertimbangan manajemen dari sisi produktivitas dan loyalitas kerja. Tapi kalau nanti sudah nggak ada pilihan lain, pasti laki-laki juga akan diterima. Ya ini saya kira seperti hukum alam ya,” terangnya.
Meski demikian, Abdul Hafidz mengamati sejumlah pabrik di wilayahnya sudah mulai banyak merekrut tenaga kerja laki-laki. Ia mencontohkan di pabrik PT Handal Sukses Karya (HSK) di Desa Japeledok Kecamatan Pancur, semakin banyak tenaga kerja laki-laki.
“HSK sekarang tidak melulu perempuan, perbandingannya mungkin 70 : 30,” imbuh Hafidz.
Kemudian pabrik tas di pinggir jalur Pantura Desa Pasar Banggi, juga membuka peluang kerja bagi laki-laki.
“Pabrik tas, komposisinya juga tidak terlalu jauh,” bebernya.
Tapi ia membenarkan untuk pabrik sepatu PT. Parkland World Indonesia di sebelah timur Embung Rowo Setro masih didominasi kaum perempuan.
“Kalau di Parkland World Indonesia ini memang masih didominasi perempuan,” kata Bupati.
Banyaknya tenaga kerja wanita yang masuk pabrik menimbulkan kerawanan sosial, seperti terjadi peningkatan angka perceraian, Bupati berharap satu sama lain saling memahami dalam membina rumah tangga.
“Ada yang bilang, pak-pak sakiki wong lanang ora ono ajine, soale sing wedok iso nggolek duwit dewe. Ya saya tanggapi, diatur, sabar, kalau ada masalah dibicarakan baik-baik. Jangan mengedepankan emosi. Pemkab membuka kran investasi, semata-mata untuk meningkatkan perekonomian warga, itu tujuan utamanya,” pungkasnya. (Musyafa Musa).