Rembang – Panas terik di tengah musim kemarau panjang membuat omset penjualan es meningkat pesat. Bahkan belakangan ini, pasokan es kristal cepat ludes.
Ahmad Irham, seorang penyalur es kristal di Rembang menjelaskan pihaknya sampai kewalahan melayani pembeli.
Ia menyebut ada sejumlah sebab, diantaranya penjual es kekinian yang semakin menjamur, mereka mayoritas membutuhkan stok es kristal.
“Kan banyak yang jual es teh kota, es teh kita, kemudian es-es kekinian lainnya,” kata Irham.
Cuaca panas terik, membuat pedagang yang berjualan es kebanjiran pembeli. Padahal di sisi lain, kemampuan produksi es kristal juga terbatas, sehingga ia sendiri sampai harus menambah pasokan dari supplier lain.
“Dalam sehari rata-rata habis 1.500 pack, malam pun buka. Karena kapasitas kecil, jadi kita juga ambil dari sesama supplier lain pak,” imbuhnya.
Sementara itu, seorang penjual es satu di jalur Sumberjo Rembang, Miftachussolihin membenarkan agak sulit mencari es kristal, karena banyak peminat.
“Kalau nggak ada persiapan dari malam hari, ya bingung di pagi hari, saat mau jualan. Bagi kami, sudah jadi kebutuhan vital,” ungkapnya.
Ia sering mencari es kristal ke berbagai lokasi. Itupun kalau terlambat sedikit saja, pasti barang sudah habis.
“Ini tadi karyawan laporan es kristalnya hampir habis. Padahal ada banyak pesanan,” kata Miftah.
Salah satu alternatif, ia membuat es batu sendiri menggunakan freezer almari es di rumah, untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk, apabila tidak dapat es kristal.
“Kalau memang nggak dapat dan es cadangan habis, ya tutup mas, mau gimana lagi,” bebernya.
Suhu panas di Kota Rembang sempat menyentuh level 38 derajat celsius. Jika mengacu ramalan Badan Meterologi Klimatologi Dan Geofisika (BMKG), musim kemarau sebagian besar wilayah di Indonesia akan berakhir pada awal November 2023. Namun Kabupaten Rembang memungkinkan lebih lama dari prediksi tersebut. (Musyafa Musa).