Optimalkan Faba, Dari Limbah Menjadi Berkah
Warga Desa Sendangasri Kecamatan Lasem membuat barang kerajinan dari limbah pembakaran batubara.
Warga Desa Sendangasri Kecamatan Lasem membuat barang kerajinan dari limbah pembakaran batubara.

Lasem – Warga Desa Sendangasri Kecamatan Lasem Kabupaten Rembang memanfaatkan limbah pembakaran batubara Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Sluke, untuk membuat barang kerajinan vas bunga dan asbak.

Limbah itu disebut fly ash dan bottom ash atau Faba. Bentuknya berupa abu.

Upaya ini menjadi cukup menarik, karena partikel halus yang biasanya terbuang, justru dapat memiliki nilai tambah bagi ekonomi warga.

Darlan salah satunya. Pria warga Dusun Rangkah Desa Sendangasri ini mengaku sudah hampir setahun terakhir menggeluti usaha sampingan, memanfaatkan limbah pembakaran batubara.

Ia membeberkan proses pembuatan barang kerajinan diawali dengan mencampur limbah batubara, semen dan air secukupnya. Setelah itu, dimasukkan ke dalam cetakan. Butuh waktu sehari-semalam hingga mengering.

“Pembuatan relatif mudah, karena ada cetakannya. Hasil bantuan dari PLTU Sluke, “ kata Darlan.

Supaya penampilan lebih menarik, barang kerajinan dicelup dasaran cat putih dulu, kemudian dilanjutkan memakai cat warna warni. Khusus pemasaran, biasanya dipampang melalui media sosial. Harganya pun bervariasi, antara Rp 17 – 25 Ribu per buah.

“Kita juga melayani permintaan barang kerajinan lain, jadi nggak hanya vas bunga dan asbak, “ imbuhnya.

Mahendra Ristanto Kurniawan, dari pihak PLTU Sluke mengatakan dalam sebulan menghasilkan 15 Ribu ton abu Faba. Jumlah yang besar memunculkan ide pemanfaatan, supaya menjadi sarana pemberdayaan warga sekitar.

Selain barang kerajinan, menurut Mahendra abu Faba ini juga bisa digunakan untuk acian bangunan.

“Bentuk Faba seperti pasir, bisa dipakai untuk berbagai macam produk. Kita gandeng warga, agar masyarakat merasakan dampak program pemberdayaan, “ tandasnya.

Abu fly ash dan bottom ash dari pembakaran batubara PLTU ini sudah diteliti oleh Kementerian Lingkungan Hidup. Hasilnya, tidak termasuk limbah berbahaya dan beracun, sehingga aman dimanfaatkan dan kedepan dapat lebih dikembangkan penerapannya untuk berbagai macam kepentingan. (Musyafa Musa).

News Reporter

Tinggalkan Balasan