Dipancing Soal Gantian Cabup Dari PKB Dan Cawabup PPP, Begini Respon Abdul Hafidz
Jajaran pengurus Muhammadiyah Kabupaten Rembang. (Foto atas) M. Anshori Sholeh saat menyampaikan sambutan (tangkapan layar muhiratv).
Jajaran pengurus Muhammadiyah Kabupaten Rembang. (Foto atas) M. Anshori Sholeh saat menyampaikan sambutan (tangkapan layar muhiratv).

Rembang – Perbedaan antara Muhammadiyah dan NU merupakan sebuah keniscayaan yang tidak perlu dipermasalahkan.

Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Rembang, M. Anshori Sholeh menyampaikan hal itu di sela-sela Musyawarah Daerah (Musda) Pimpinan Daerah Muhammadiyah Dan Aisyiyah Kabupaten Rembang periode muktamar ke-48 di Pendopo Museum Kartini Rembang, hari Minggu (28 Mei 2023).

Anshori mencontohkan perbedaan terkait penetapan hari raya Idul Fitri, menurutnya tidak perlu ramai-ramai seperti tahun ini. Apalagi sampai muncul ancaman yang mengarah pada kalangan Muhammadiyah.

“Muhammadiyah bodo dino Jumat yo ben mbarno, NU bodo Sabtu juga ben mbarno, “ ucapnya saat memberikan sambutan.

Anshori merasa bangga umat Muhammadiyah di Kabupaten Rembang leluasa menunaikan ibadah sholat i’ed di halaman depan gedung DPRD. Bahkan Wakil Bupati Rembang, M. Hanies Cholil Barro’ hadir memantau langsung, guna memastikan semuanya berjalan lancar.

“Kami mongkok dirawuhi pak Wabup, mantep kulo rasane, salut. Matur nuwun telah memberikan dorongan moril ketika kami melaksanakan sholat i’ed yang ayem tentrem, “ bebernya.

Anshori juga sempat menyentil dinamika politik di tingkat Kabupaten Rembang, soal kombinasi Bupati dari PPP dan Wakil Bupati dari PKB saat ini.

Menurut informasi yang diterimanya, pada Pilkada mendatang kedua partai politik akan kembali menjalin kerja sama. Tapi bedanya posisi calon Bupati gantian dari PKB dan calon Wakil Bupati dari PPP.

Ia menilai komposisi tersebut tidak masalah, demi kemajuan Rembang kedepan.

“Informasi yang saya terima begitu, mbuh bener mbuh salah. Jadi kalau sekarang Bupatinya PPP, wakile PKB, suk Bupatine PKB wakile PPP. Gentenan terus ora opo-opo. Muhammadiyah gak entuk gak opo-opo, sing penting Muhammadiyah digatekno, “ pungkas Anshori disambut tawa sebagian tamu undangan Musda.

Sementara itu Bupati Rembang, Abdul Hafidz yang hadir dalam forum itu menyampaikan dengan adanya perbedaan, justru akan memicu kemajuan. Yang terpenting Muhammadiyah dan NU sama-sama berpegang pada Laa Ilaha Illallah.

Ia mengandaikan kalau dunia ini diisi laki-laki atau wanita saja, pasti akan langsung berakhir.

“Jadi kalau tidak beda ya malah tidak ada kemajuan-kemajuan. Jajal ndonya lanang kabeh utowo wedok kabeh, ora ono bedane. Kukut ndonya. Kalau koridor Laa Ilaha Illallah dipegang sama-sama, saya yakin kita akan kuat, “ kata Bupati.

Sedangkan soal pancingan Pilkada duet PKB dan PPP, Hafidz menyatakan tidak akan terpancing.

“Pak Anshori mancing-mancing niki, tapi karena ini bukan ranah politik, saya tidak terpancing. Tapi kalau kita bicara ukhuwah, kita harus saling bersinergi, “ imbuhnya.

Dalam Musda tersebut digelar pula pemilihan Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Rembang periode 2023 – 2028. M. Anshori Sholeh akhirnya terpilih lagi sebagai ketua, untuk kali kedua. Ia didampingi Sekretaris Nursalim (mantan Kades Punjulharjo) dan bendahara Widada (Direktur BMT Bus Lasem).

Sedangkan posisi Ketua Aisyiyah Supriyanti, Sekretaris Nanik Hamidah, kemudian Bendahara dan kelengkapan lain akan dibahas pada hari berikutnya. (Musyafa Musa).

News Reporter

Tinggalkan Balasan