

Sedan – Puluhan siswa dari luar provinsi Jawa Tengah menimba ilmu di SMP N I Sedan, Kabupaten Rembang.
Mereka mengenyam pendidikan formal di sekolah tersebut, karena kebetulan juga mondok di pesantren wilayah Kecamatan Sedan.
Eka Safitri salah satunya, remaja dari Bulakamba Kabupaten Brebes ini mondok di sebuah pesantren Desa Dadapan Kecamatan Sedan.
Ia tahu keberadaan pondok tersebut dari informasi tetangganya, sehingga muncul niat untuk mencari ilmu, meski jauh dari keluarga.
“Kemauan saya sendiri. Nanti setelah lulus SMP, boyongan pulang, “ tuturnya.
Eka mengakui pada awalnya tinggal di Kecamatan Sedan, muncul kendala bahasa daerah. Tapi lama kelamaan bisa menyesuaikan.
“Saya kan bahasa ngapak, sekarang sudah bisa boso jowo kromo, “ imbuh Eka.
Soal membagi waktu antara sekolah formal dan pesantren, menurutnya tidak terlalu sulit. Meski ia membenarkan sepulang sekolah, jadwal padat di pesantren sudah menanti dari sore hingga malam hari.
“Jam 2 siang langsung ngaji kitab sampai 5 sore, habis sholat Maghrib, ngaji kitab lagi. Kalau sudah masuk kamar, baru buka tugas sekolah, “ terangnya.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Akademik SMP N I Sedan, Ali Wardana menyatakan pihaknya menjalin kerja sama dengan sekira 7 pondok pesantren di Kecamatan Sedan, dalam penerimaan peserta didik baru.
“Kebetulan tiap tahun pesantren juga membuka santri baru. Selain di pondok, mereka juga ingin belajar di sekolah umum. Makanya kita kerja sama, “ ujarnya.
Ali menyebut siswa merangkap santri rata-rata berasal dari Jawa Timur dan Jawa Barat.
Kali pertama yang sempat menjadi benturan adalah jadwal ekstra kurikuler sekolah di sore hari, karena anak-anak pondok pesantren tidak bisa mengikuti.
Ekstra kurikuler akhirnya dialihkan setelah jam pelajaran terakhir, untuk mengakomodir kepentingan siswa di pondok pesantren.
“Ya kadang ekstra yang bisa hari Jum’at, karena liburnya pondok kan Jum’at. Tapi pada prinsipnya kita komunikasi dengan Ponpes, agar sama-sama jalan, “ tandas Ali.
Ali Wardana menimpali banyaknya santri bersekolah di SMP N I Sedan juga mendatangkan berkah tersendiri. Saat lomba-lomba di bidang agama Islam, sekolahnya kerap menyabet juara, bahkan sampai ke tingkat nasional. (Musyafa Musa).