Rampok Emas Enam Setengah Kg, Tantangan IKN Hingga Polisi Ngaji (Sisi Lain Perjalanan Kapolres Rembang)
Kapolres Rembang, AKBP Suryadi S.I.K.,M.H. menceritakan perjalanan kariernya, hingga kembali ke daerah sendiri.
Kapolres Rembang, AKBP Suryadi S.I.K.,M.H. menceritakan perjalanan kariernya, hingga kembali ke daerah sendiri.

Rembang – Kapolres Rembang, AKBP Suryadi S.I.K.,M.H. yang merupakan asli Desa Selopuro Kecamatan Lasem Kabupaten Rembang mengisahkan sejumlah pengalaman tugasnya yang banyak berkecimpung di dunia reserse.

Suryadi mengaku sudah menjadi anak yatim saat duduk di kelas III SMP N 1 Lasem. Kala itu ayahnya, Bapak Paiman meninggal dunia.

“Saya ingat betul wasiat bapak, agar bisa menjadi pribadi yang bermanfaat, “ tuturnya, saat silaturahmi dengan kalangan wartawan, Rabu (10 Mei 2023).

Lulus SMP, Suryadi remaja melanjutkan sekolah ke SMA N 1 Lasem dan lulus tahun 1997. Sempat mendaftar Akabri gagal di jenjang tes pusat, kemudian tahun berikutnya mencoba mendaftar di Akademi Kepolisian, ternyata diterima.

“Saya nggak pakai uang, gratis. Berbekal keyakinan, semangat dan do’a ibu saya, alhamdulillah diterima, “ ucap pria kelahiran tahun 1979 ini.

Lulus Akpol tahun 2002, ia mendapatkan tugas di Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK) Polda Jatim. Tak berselang lama, pindah ke Polres Gresik menjadi Kanit Buser Reskrim.

Sempat pindah tugas ke Akpol Semarang sampai tahun 2008, ia mengikuti pendidikan Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) di Jakarta.

Begitu selesai, menempati posisi baru di Bagian Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Sumatera Selatan, Kapolsek Pendopo Pali Muara Enim, Kasat Reskrim Polres Musi Rawas, Kasat Narkoba Polrestabes Palembang dan Kasat Reskrim Polrestabes Palembang.

Selanjutnya Wakapolres Lubuk Linggau Sumatera Selatan, Wakapolres Ogan Komering Ulu (OKU) Sumsel, Kasubdit Remaja Anak Dan Wanita (Renakta) Ditreskrimum Polda Sumsel, Kasubdit 3 Jatanras (Kejahatan Dan Kekerasan) Ditreskrimum Polda Sumsel.

Saat menjadi Kasubdit 3 Jatanras inilah, ia bersama timnya berhasil mengungkap kasus perampokan emas seberat 6,5 kilo gram di Kecamatan Sungai Lilin Musi Banyuasin, Sumatera Selatan. Barang bukti yang diamankan, kala itu masih tersisa emas 4 Kg.

Karena kasus tersebut menjadi atensi pimpinan, ia memperoleh penghargaan bisa mengikuti Sekolah Staf Dan Pimpinan Menengah Polri.

“Sekolah Sespim tes masuknya susah, saingan banyak. Seluruh Indonesia bersaing. Tapi berkat ungkap kasus, saya ada kesempatan sekolah lagi, sekolahnya selama 7 bulan itu, “ imbuhnya.

Selesai sekolah pimpinan menengah, dirinya ditugaskan di Polda Kalimantan Timur, menjadi Kasubdit Renakta Ditreskrimum Polda Kaltim, kemudian Kasubdit 3 Jatanras Ditreskrimum Polda Kaltim.

Karena bersamaan dengan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN), menurutnya ada sejumlah tantangan. Salah satu yang paling terasa adalah seringnya kejadian pencurian alat berat untuk sarana pembangunan IKN.

“Berhasil kita ungkap, ternyata mereka kebanyakan eks jaringan pelaku pencurian dengan pemberatan (Curat). Peristiwa semacam ini menjadi atensi nasional. Begitu kita ungkap, kita dapat prestasi, “ ujar Suryadi.

Dari Polda Kalimantan Timur, AKBP Suryadi akhirnya balik kampung menjadi Kapolres Rembang.

“Saya 3 bulan menjadi Kasubdit 3 Jatanras Ditreskrimum Polda Kaltim, lalu saya jadi Kapolres Rembang. Alhamdulillah bisa mengabdi di daerah sendiri, “ ucapnya.

Kapolres Rembang kini menempati rumah dinas di sebelah timur Perempatan Jaeni Rembang, bersama anak dan isterinya.

“Anak saya 1 perempuan berusia 10 tahun, sedangkan isteri asli Yogyakarta, “ kata Kapolres.

Sedangkan rumah aslinya di Desa Selopuro Kecamatan Lasem, masih ditempati ibundanya.

Setelah menjabat Kapolres Rembang sejak tanggal 02 Mei 2023, AKBP Suryadi mempunyai program khusus, Polisi Ngaji Polisi Nyantri. (Musyafa Musa).

News Reporter

1 thought on “Rampok Emas Enam Setengah Kg, Tantangan IKN Hingga Polisi Ngaji (Sisi Lain Perjalanan Kapolres Rembang)

  1. Kenapa Pihak RSUD dr. R SOETRASNO tidak Pernah Bisa menertibkan Para pedagang yg berjualan dipelataran Masuk Pintu Masuk Lama yg saat ini ada ATM Bank Jateng, sungguh sangat mengganggu bagi Pasien pasien yg mnggunakan Kursi roda, mnggunakan kreg penyangga Badan dan pasien pasien yg mnggunakan angkutan Umum ataupun Becak karena gk bisa masuk dan harus turun untuk jln kaki… sedang akses masuk sllu ditutupi para penjual2 makanan dan jajanan yg berada tepat di jembatan akses masuk yg seharusnya becak atau motor bisa turun diatas jembatan terpaksa turun di tepian jalan sungguh sangat menyulitkan, sedang semboyan dari RSU sendiri adalah Melayani layaknya kluarga sungguh sangat bertentangan!

Tinggalkan Balasan