Pendaftar Thong-Thong Lek Baru 7 Group, Bagaimana Cara Menambah Peserta ??
Foto thong-thong lek tahun 2019 lalu, sebelum pandemi Covid-19. Tampak penonton memadati Perempatan Jaeni Rembang.
Foto thong-thong lek tahun 2019 lalu, sebelum pandemi Covid-19. Tampak penonton memadati Perempatan Jaeni Rembang.

Rembang – Bupati Rembang, Abdul Hafidz memerintahkan para camat untuk mengirimkan perwakilan, dalam pentas thong-thong lek di Taman Kartini Rembang, 17 April 2023.

Langkah itu untuk memastikan kuota maksimal 20 group thong-thong lek bisa terpenuhi. Pasalnya, sampai hari Sabtu (01/04), baru terdapat 7 group yang mendaftarkan diri. Padahal menurut jadwal, pendaftaran akan ditutup hari Senin (03/04).

Bupati Rembang, Abdul Hafidz mendorong masing-masing kecamatan mengirimkan 1 perwakilan.

Ia menyebut untuk tahun ini thong-thong lek tetap akan diadakan secara terpusat. Kedepan akan dilihat perkembangannya, apakah sudah layak untuk digelar keliling lagi atau tetap di satu lokasi.

“Saya minta pak camat nyuport, setiap kecamatan mengirimkan satu. Kalau semua kirim, sudah ada 14, “ bebernya.

Bupati menimpali dirinya memantau aspirasi yang ramai berkembang di tengah masyarakat, termasuk di media sosial.

Ia mengingatkan selama menjadi Bupati dua periode, thong-thong lek keliling beberapa kali sudah pernah berlangsung. Pemkab Rembang mengevaluasi bersama pihak-pihak terkait, dari sisi positif maupun negatif.

Pertama, dari elektrik dialihkan menjadi tradisional, karena ingin mengembalikan budaya orisinilnya.

“Thong-thong lek jadi dangdutan, besar-besaran nyewo sound dari Suroboyo, dari Jakarta, coba bayangkan. Kan lebih baik untuk ketenangan keluarga di sini. Hiburan iya, tapi kalau begitu kan nggak tepat, “ kata Hafidz.

Kedua, dampak keamanan. Kerap terjadi perkelahian warga antar desa yang mengarah pada penonton maupun pemain thong-thong lek.

“Ketika ada thong-thong lek, ada permusuhan antar desa, “ imbuhnya.

Belum lagi muncul keresahan warga yang ditarik sumbangan, untuk ikut mendukung group thong-thong lek.

“Pak saya diperes, waduh luar biasa. Lha gini-gini ini kita evaluasi dan kita rapatkan bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), “ tandas Bupati.

Sebelumnya, masyarakat menyuarakan protes kepada Pemkab Rembang melalui media sosial, pasca thong-thong lek akan diadakan secara terpusat.

Mereka menyoroti kenapa Pemkab Rembang tidak merespon banyaknya keinginan warga yang rindu thong-thong lek keliling, pasca pandemi Covid-19.

Bahkan ada pihak-pihak yang menyerukan boikot, untuk tidak mendaftar menjadi peserta maupun boikot menonton pertunjukan.

“Nggak usah nonton, biar panitia sama pejabat-pejabat saja yang nonton, “ kata sebuah akun di kolom komentar Facebook. (Musyafa Musa).

News Reporter

Tinggalkan Balasan