Data Diungkap Saat Musrenbang, Banyak Pihak Merasa Heran!! Dari Dosen Hingga Bupati
Dalam Musrenbang, Bupati menyerahkan bantuan hibah air minum untuk keluarga miskin. (Foto atas) Potret warga miskin di Kabupaten Rembang.
Dalam Musrenbang, Bupati menyerahkan bantuan hibah air minum untuk keluarga miskin. (Foto atas) Potret warga miskin di Kabupaten Rembang.

Rembang – Akademisi di Rembang mempertanyakan kenapa pertumbuhan ekonomi meningkat dan angka pengangguran menurun di Kabupaten Rembang, namun tidak terlalu signifikan menurunkan angka kemiskinan.

Muhammad Tahwin, seorang dosen Universitas YPPI Rembang (UYR) menyampaikan hal itu, dalam forum Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) di Pendopo Museum Kartini, hari Kamis (30 Maret 2023).

Tahwin berpendapat ketika pertumbuhan ekonomi naik signifikan, mestinya angka kemiskinan juga akan turun signifikan. Menurutnya, perlu kajian mendalam untuk mengetahui faktor apa yang menyebabkan.

“Biar nantinya bisa muncul di dalam rencana kerja. Program kerja bener-bener untuk mengatasi kemiskinan ini, mengakomodasi pengentasan kemiskinan, berdasarkan apa yang dibutuhkan masyarakat, “ tuturnya.

Menanggapi masalah tersebut, Bupati Rembang, Abdul Hafidz mengaku juga heran adanya pertumbuhan ekonomi tinggi dan pengangguran rendah, tapi kemiskinan hanya turun sedikit.

“Ini tidak berbanding lurus, turunnya hanya 1 persen saja nggak ada, “ ungkapnya.

Bupati bertanya-tanya apakah kebutuhan hidup di Kabupaten Rembang termasuk tinggi atau bagaimana, sehingga menjadi salah satu faktor.

“Kalau kita bandingkan garis kemiskinan di Kabupaten Blora, saya kira kemiskinan kita bisa turun di bawah 10 %, “ kata Hafidz.

Wakil Bupati Rembang, M. Hanies Cholil Barro’ yang juga Ketua Tim Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Kabupaten Rembang, turut mengomentari data itu.

Dari hasil penelusuran, banyak daerah merasakan ketika pertumbuhan tinggi ternyata tidak terlalu berdampak pada angka kemiskinan. Kemungkinan pertumbuhan ekonomi hanya terjadi di sektor tertentu saja.

Karena angka pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan mengacu data dari survei Badan Pusat Statistik (BPS), maka Wakil Bupati menyarankan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) untuk mengkoordinasikan lebih lanjut. Ia membenarkan Pemkab Rembang masih mencari tahu apa pemicunya.

“Kami komunikasikan dengan BPS, nanti dibantu ibu Bappeda untuk kembali merajut komunikasi kita. Setelah kemarin kita intim dan tiba-tiba pak Kepala BPS nya dipindah. Jadi kita harus kembali lagi dari 0, semoga bisa membuahkan hasil. Karena kita juga masih cari tahu soal ini, “ tandas Wakil Bupati.

Sebelumnya dalam kegiatan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) dipaparkan bahwa pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Rembang tahun 2022 mencapai 5,55 % atau melampaui target, kemudian tingkat pengangguran terbuka hanya 1,76 %, juga melampaui target.

Tapi angka kemiskinan berdasarkan survei sosial ekonomi nasional (Susenas), per Maret 2022 masih cukup tinggi, yakni 14,65 % (94,56 ribu jiwa). Jika dibandingkan Maret tahun 2021, kemiskinan masih pada angka 15,80 % (101,40 ribu jiwa). (Musyafa Musa).

News Reporter

Tinggalkan Balasan