Rembang – Kapolres dan Bupati Rembang angkat bicara seputar thong-thong lek yang digelar terpusat di Taman Kartini Rembang, tanggal 17 April 2023.
Keputusan tersebut sekaligus meniadakan thong-thong lek keliling, menyusuri ruas jalan di dalam Kota Rembang.
Kapolres Rembang, AKBP Dandy Ario Yustiawan menjelaskan pihaknya menyarankan thong-thong lek berlangsung terpusat di 1 titik, untuk memudahkan pantauan dan menghindari kerawanan gesekan.
“Untuk pengamanan lebih mudah kita laksanakan secara terpusat. Kalau pawai ya tetap kita amankan, tapi setelah kembalinya dengan kendaraan seperti itu, antisipasinya lebih ekstra. Rawan adanya perkelahian, “ ujarnya, Kamis (30/03).
Bupati Rembang, Abdul Hafidz mengatakan tanaman di jalur hijau antara Jl. Dr. Sutomo, Jalan Kartini hingga Jalan Pemuda sudah dirawat dengan biaya lumayan tinggi.
Kalau nanti thong-thong lek digelar keliling melintasi jalur tersebut, hampir pasti akan banyak tanaman rusak terinjak-injak oleh para penonton.
“Bayangkan kita sudah merawat tanaman dengan biaya tinggi, ada kegiatan semalam saja hancur lebur, ini yang rugi kan Rembang juga to. Tanaman pasti rusak semua. Orang boleh bicara apa saja, tapi fakta ini harus kita pertimbangkan, “ tandas Bupati.
Lebih dari itu, Pemkab Rembang juga menerima masukan dari aparat TNI/Polri menyangkut perkembangan ketertiban dan keamanan masyarakat.
Thong-thong lek keliling rentan perkelahian antar pemuda. Bahkan terjadi saling ancam dari tahun ke tahun.
“Apa yang terjadi, ancam-ancaman antar desa. Kalau ini tidak kita putus, bahaya, “ imbuhnya.
Makanya dalam rapat koordinasi Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) akhirnya sepakat thong-thong lek tetap digelar, namun secara terpusat.
“Kita ingin mengembalikan semangat originalnya, tidak mengarah pakai truk, tidak pakai sound besar-besaran yang kemudian imbasnya juga macam-macam. Banyak masukan ke saya, “ terangnya.
Sebelumnya di media sosial ramai usulan dari masyarakat yang menginginkan thong-thong lek digelar dengan sistem keliling dan memprotes thong-thong lek terpusat.
Alasan warga beragam. Mulai dari mudah menjangkau kalau ingin menonton, suasana lebih asyik, pedagang yang berjualan akan semakin banyak, persewaan truk, dekorasi dan sound system juga ikut laku.
“Kami sudah sangat rindu thong-thong lek keliling, karena selama pandemi kemarin ndak ada, “ kata seorang netizen di kolom komentar Facebook. (Musyafa Musa).