Lasem – Proses pemantauan hilal di perbukitan Watu Layar Desa Bonang – Binangun Kecamatan Lasem, Rabu petang (22/03) tidak terlihat, akibat terhalang oleh awan tebal.
Kegiatan yang disiarkan langsung oleh stasiun TV nasional iNews TV tersebut, untuk menentukan awal bulan suci Ramadhan.
Kepala Seksi Bimbingan Masyarakat Islam sekaligus Ketua Badan Hisab Dan Rukyat (BHR) Kabupaten Rembang, Ali Muhyidin menjelaskan pantauan hilal (bulan sabit muda) berlangsung antara pukul 17.45 – 18.20 Wib.
Saat siang hingga sore, kondisinya sangat cerah. Namun ketika matahari mulai terbenam, awan tebal menutupi.
“Lebih karena mendung di ufuk barat. Tidak mungkin bisa dirukyat kalau kondisi mendung seperti ini, “ tuturnya.
Meski demikian hasil tersebut tetap dilaporkan kepada Kementerian Agama RI. Tapi jika mengacu hasil perhitungan hisab, tinggi hilal pada petang itu mencapai 7 derajat dan seharusnya sudah cukup tinggi.
“Mestinya bisa dilihat, tapi kembali lagi ke faktor alam. Hilal tetap kita gelar, sebagai bagian dari ibadah, “ kata Ali.
Menurut Ali, lokasi Watu Layar lebih strategis untuk melihat hilal, apabila dibandingkan dengan Pantai Wates Kaliori maupun Pantai Binangun Lasem.
Mengingat Watu Layar berada di atas ketinggian 40 Meter di atas permukaan laut (Mdpl).
“Kalau di pantai bawah, biasanya percikan air laut mengganggu pandangan, “ bebernya.
Ali menyebut sebenarnya di bukit Desa Pomahan Kecamatan Sulang menjadi tempat yang paling strategis untuk memantau hilal. Bahkan terakhir kali pantauan di sana sekira tahun 2013 lalu, tim BHR sempat melihat hilal.
Hanya saja karena untuk menuju lokasi tergolong sulit, sehingga pihaknya memilih Watu Layar Bonang – Binangun yang aksesnya lebih mudah.
“Bukit Desa Pomahan Kecamatan Sulang posisinya bagus, tidak ada halangan. Tapi karena Rukyatul Hilal melibatkan tamu undangan banyak orang, sehingga kita mempertimbangkan sejumlah hal, sebelum mengadakan di Pomahan, “ pungkas Ali. (Musyafa Musa).