Gubernur Ganjar Pranowo Telfon Dirlantas, Isi Pembicaraan Diungkap Saat Perayaan HPN Jateng
Proyek jembatan Juwana, Pati. Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menyentil masalah itu, di sela-sela puncak perayaan Hari Pers Nasional (HPN), Jum’at malam (03/03).
Proyek jembatan Juwana, Pati. Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menyentil masalah itu, di sela-sela puncak perayaan Hari Pers Nasional (HPN), Jum’at malam (03/03). Foto atas : Ganjar Pranowo menyerahkan penghargaan kepada Ketua PWI Kab. Rembang, Musyafa Musa.

Semarang – Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mendorong proses pembesian jembatan Juwana, Kabupaten Pati dipercepat. Hal itu karena proyek tersebut, menjadi salah satu pemicu kemacetan di jalur Pantura Rembang – Juwana – Pati.

Ganjar Pranowo menyampaikan masalah tersebut, ketika hadir dalam puncak peringatan Hari Pers Nasional (HPN) di Gedung Gradika Bakti Praja, kompleks Kantor Gubernur Jawa Tengah, Jum’at malam (03/03).

Ganjar memperkirakan pembesian bisa selesai dalam waktu 2 hari, namun pekerja meminta sampai 4 hari. Setelah itu dilanjutkan dengan pengecoran. Target dari pelaksana proyek, akan selesai bulan April 2023.

“Untuk ngecornya sehari, keringnya tiga hari. Targetnya April, saya minta dipercepat, karena jalur ekonomi, ” tuturnya.

Ganjar Pranowo pada hari Jum’at itu mengecek langsung perkembangan proyek Jembatan Juwana. Ganjar juga melihat kondisi kerusakan jalan yang mengakibatkan kemacetan sangat panjang.

“Habis dari Jakarta, saya langsung kesana. Apa sich persoalannya. Ternyata rumit pol. Di Pantura dalane lumayan, lumayan remuk. Apalagi kondisi cuaca ekstrim, hujan berlanjut. Masih gas-gasan terus, ” beber Ganjar.

Ia juga sudah menelfon pihak Dirlantas Polda Jawa Tengah, supaya ada penjagaan oleh anggota polisi 24 jam di jalur Pantura yang macet.

“Saya sudah telefon pak Dirlantas, yang macet jaga 24 jam. Kita berbagi tugas, ” terangnya.

Bahkan Ganjar juga mengaku telah bertemu dengan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat, serta Menteri Keuangan, guna membahas skema pembiayaan penanganan jalan rusak.

“Kalau Pemkab atau provinsi nggak akan bisa mengcover, sehingga ada Inpres yang akan menggantikan DAK (dana alokasi khusus). Ini yang remuk, muda-mudahan beres, ” kata Ganjar.

Masalah jalan maupun kejadian-kejadian besar lainnya, turut ia kaitkan dengan kekuatan media sosial saat ini.

“Media sosial kita ini luar biasa. Destruksi sedang terjadi, udah ikuti saja, nanti akan ada perbandingan dan perbedaan, ” kata Ganjar.

Ia mengingatkan media dengan wartawan yang sudah dilatih dari sisi kompetensi, jangan sampai kalah dengan media sosial (Medsos).

Tapi keduanya bisa saling bersinergi, untuk semakin mencerdaskan masyarakat.

“Media wartawannya dilatih, dengan segala macam regulasi. Tapi Medsos kadang mbludus sakgeleme Dewe (semaunya sendiri-Red), ” pungkasnya.

Dalam puncak perayaan HPN itu, diumumkan 6  Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten/Kota di Jawa Tengah yang memiliki kinerja baik dalam pengelolaan organisasi.

Masing-masing PWI Kabupaten Rembang, Magelang, Blora, Purworejo, Banyumas dan PWI Kabupaten Kudus.

Penghargaan dari PWI Jawa Tengah itu, kemudian diserahkan langsung oleh Gubernur Ganjar Pranowo.

Ketua PWI Kabupaten Rembang, Musyafa mengungkapkan kebetulan penghargaan semacam ini diterima secara berturut-turut.

“Alhamdulillah selama saya mengemban amanah, kita bisa memperoleh penghargaan dari PWI Jawa Tengah, berturut-turut. Tentu hal ini tidak lepas dari dukungan temen-temen PWI, ” ucapnya.

Musyafa menekankan kembali pada fungsi pokok pers memberikan informasi, pendidikan, sarana hiburan maupun fungsi kontrol melalui pemberitaan.

“Kita kedepan juga ingin terus menyajikan informasi yang inspiratif dan memberikan dampak manfaat untuk lebih banyak orang, ” pungkas pria berusia 42 tahun yang biasa disapa Musa ini. (Musyafa Musa).

News Reporter

Tinggalkan Balasan