Sempat Khawatir, Kenapa Gabah Jawa Tengah Ramai-Ramai Dilarikan Ke Daerah Ini
Panen padi di Kecamatan Kaliori, belum lama ini.
Panen padi di Kecamatan Kaliori, belum lama ini.

Rembang – Banyaknya gabah hasil panen dari Jawa Tengah yang dijual ke Provinsi Jawa Barat, menjadi fokus kewaspadaan, karena dicurigai rawan mengancam stok beras di Jawa Tengah.

Bupati Rembang, Abdul Hafidz menuturkan masalah tersebut sempat disinggung oleh Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.

“Kenapa gabah dari Jawa Tengah dilarikan ke Jawa Barat, Bupati harus bisa menelusuri, “ tuturnya.

Ia kemudian memerintahkan Dinas Pertanian Dan Pangan untuk mengecek. Memang terindikasi seperti itu. Gabah Kabupaten Rembang, ramai-ramai dibeli oleh pedagang dari Kabupaten Pati. Setelah itu, dijual lagi ke Jawa Barat.

“Pak kepala dinas saya undang, ternyata tenan. Saya minta coba dimaping kira-kira alurnya kemana saja, harus kita ketahui. Alhamdulillah sudah terlacak semua, “ imbuh Hafidz.

Hafidz memerintahkan ada pengendalian, supaya jangan sampai daerah sendiri mengalami kekurangan beras.

“Kita akan mengawal, jangan sampai ada tikus mati di tengah lumbung. Kira-kira begitu. Kalau warga Rembang masih do lesu, yo jangan dijual keluar, “ bebernya.

Hafidz menimpali total luas lahan tanaman padi di Kabupaten Rembang sekira 27 ribu hektar. Kalau perhitungannya 1 hektar rata-rata mampu menghasilkan 6 ton, total bisa memperoleh 162 Ribu ton. Belum lagi nantinya disokong hasil panen kedua.

“Targetnya 250 Ribu ton, jadi masih harus terus digenjot. Tapi kalau melihat hasil panen yang bagus dan merata, optimis bisa terwujud, “ tandas Hafidz.

Kondisi ini patut disyukuri, karena sejumlah daerah lain seperti Pati, Kudus dan Demak banyak lahan padi terendam banjir.

“Kalau kita melihat daerah sebelah, berapa ribu hektar yang kebanjiran itu. Kene banjir banyu liwat thok ae, gegere ra karuan, “ ungkapnya.

Pada bulan Maret 2023 nanti, akan memasuki panen raya padi di Kabupaten Rembang. Pihak Dinas Pertanian Dan Pangan setempat memprediksi petani memungkinkan melakukan musim tanam kedua, karena curah hujan belakangan ini masih cukup tinggi. (Musyafa Musa).

News Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *