Rembang – Biosaka belakangan ini menyedot perhatian para petani, karena mampu menyuburkan tanaman, tanpa harus mengandalkan pupuk kimia buatan pabrik.
Kepala Dinas Pertanian Dan Pangan Kabupaten Rembang, Agus Iwan Haswanto menjelaskan Biosaka bukan pupuk, tetapi semacam elisitor yang membuat tanaman mengandung senyawa kimia dan mampu memacu pertumbuhan.
“Biosaka ini bukan pupuk cair, tapi manfaatnya sangat besar. Disebut sebagai elisitor, jadi tanaman seperti mencari makan sendiri, “ ungkapnya.
Agus menyebut pembuatan Biosaka sangat mudah. Petani cukup menyiapkan bahan-bahan berupa rumput dan daun yang kondisinya sehat, 7 – 10 jenis.
Setelah itu, dimasukkan ke dalam air sebanyak 5 liter, kemudian diremas-remas menggunakan tangan selama 10 – 15 menit. Kalau sudah jadi, cairan tersebut disemprotkan dengan cara pengabutan atau tidak langsung diarahkan ke tanaman.
Sangking mudahnya, banyak petani yang meremehkan Biosaka, karena merasa tidak percaya.
“Untuk bisa membuktikan, ya harus dicoba. Ndak mahal, cuma kesel tangannya meremas-remas. Tapi bagi petani, saya pikir ringan, nanti lihat efeknya, “ terang Agus.
Ia sudah menyarankan kepada petugas Balai Penyuluh Pertanian (BPP) di tingkat kecamatan, untuk menggencarkan sosialisasi Biosaka, agar para petani tertarik mencoba.
“Monggo digencarkan, untuk menggantikan pupuk anorganik yang semakin sulit dan semakin mahal, “ tuturnya.
Dengan adanya inovasi-inovasi semacam itu, ia berharap anak-anak muda tertarik pada sektor pertanian.
“Kita pikirkan, bagaimana kedepan pertanian terus berlanjut. Anak-anak kita bisa tertarik budidaya pertanian padi, jagung maupun palawija lainnya, “ ujar Agus.
Ia mencontohkan petani muda di Dusun Kedungwatu Desa Kedungasem Kecamatan Sumber, Kurdianto sudah mencoba pemakaian Biosaka. Tanaman padi miliknya tumbuh sangat bagus.
“Petani yang belum percaya, bisa melihat langsung kesana, “ pungkasnya. (Musyafa Musa).