Perang Rusia Dan Ukraina Berdampak Pada Produksi Pupuk, Bupati Minta Optimalkan Pupuk Kandang
Bupati Rembang, Abdul Hafidz.
Bupati Rembang, Abdul Hafidz.

Rembang – Perang antara Rusia dengan Ukraina, berimbas pada masalah stok pupuk di Indonesia. Pasalnya, sebagian besar bahan-bahan pembuatan pupuk, berasal dari negara Rusia.

Bupati Rembang, Abdul Hafidz membeberkan masalah tersebut, supaya para petani mengetahui kendala yang dihadapi saat ini.

Ia mengungkapkan Rusia pemasok minyak, gandum maupun bahan membuat pupuk. Selama perang, sejumlah jalur di Rusia diblokade, sehingga mengganggu distribusi barang. Akibatnya, kapasitas produksi pupuk di Indonesia menjadi berkurang.

“Sekarang ora iso impor barang dari sana, karena ribut perang, antara Rusia dan Ukraina, “ kata Bupati.

Maka Bupati menyarankan kepada para petani lebih mengoptimalkan penggunaan pupuk kandang, untuk menyuburkan tanaman. Ia mengakui banyak mendapatkan pertanyaan seputar masalah pupuk, belakangan ini.

“Ojo dipupuk nganggo muring-muring (marah-marah), ampun muring-muring nggeh, pemerintah ngurusi pupuk ae ora iso. Bahane langka, jatahe kurang. Nek mupuk ojo ambek muring-muring, dipupuk ambek pupuk kandang, “ tandasnya.

Lebih lanjut Hafidz menyadari alokasi pembagian kuota pupuk bersubsidi, Urea dan NPK di setiap kecamatan, petani masih mengalami kekurangan.

“Ibu-ibu kandhani bapak-bapake, ojo muring-muring ae. Sanajan kulo mpun noto per kecamatan maringi pupuk Urea dan NPK, tapi kulo yakin jenengan merasa taksih kurang, “ imbuhnya.

Mengacu data di Dinas Pertanian Dan Pangan, jatah pupuk Urea tahun 2022 di Kabupaten Rembang sebanyak 26.396 Ton. Tingkat serapan pupuk Urea per tanggal 19 Desember 2022 mencapai 24.180 Ton atau 91,61 %.

Sedangkan pupuk NPK dialokasikan 24.852 Ton, dengan serapan per tanggal 19 Desember 2022 menembus 23.983 Ton atau 96,5 %.

Kepala Dinas Pertanian Dan Pangan Kabupaten Rembang, Agus Iwan Haswanto menyampaikan untuk kuota tahun 2023, pupuk Urea 22.000 Ton dan NPK 20.000 Ton. Pihaknya berupaya agar awal bulan Januari 2023 sudah bisa diserap petani.

“Sudah kami alokasikan untuk tahun 2023, semoga awal tahun depan sudah bisa langsung diserap, “ pungkas Agus Iwan. (Musyafa Musa).

News Reporter

Tinggalkan Balasan