Sekolah Berikan Voucer Belanja Untuk Anak Yatim Dan Siswa Dari Keluarga Tidak Mampu, Berdayakan PWS Mart
Siswa belanja di PWS Mart SMP N I Pamotan. (Foto atas) Kepala Sekolah SMP N I Pamotan, Sutrisno menunjukkan voucer belanja untuk anak yatim dan pelajar keluarga tidak mampu.
Siswa belanja di PWS Mart SMP N I Pamotan. (Foto atas) Kepala Sekolah SMP N I Pamotan, Sutrisno menunjukkan voucer belanja untuk anak yatim dan pelajar keluarga tidak mampu.

Pamotan – SMP N I Pamotan memberikan kupon belanja untuk jajan dan membeli keperluan sekolah gratis, bagi siswa dari keluarga tidak mampu maupun anak yatim.

Kupon belanja tersebut dapat digunakan di mini market sekolah, PWS Mart. PWS merupakan kepanjangan dari Paguyuban Wirausaha SMP N I Pamotan.

Di sela-sela kegiatan Kelas Jurnalistik bersama Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Rembang, hari Kamis (15 Desember 2022), Kepala SMP N I Pamotan, Sutrisno mengisahkan program itu bermula ketika pihaknya melihat banyak anak-anak jajan ke kantin sekolah dan PWS Mart, saat jam istirahat.

Tapi karena kondisi ekonomi keluarga yang pas-pasan, banyak pula siswa terpaksa harus menahan diri untuk jajan, karena tidak membawa uang saku. Sebagai wujud kepedulian dan rasa empati, muncullah ide kupon belanja, supaya bisa dipakai jajan gratis.

“Suatu ketika bapak ibu guru dengar curhatan siswa ndak jajan, karena nggak punya uang saku. Ditambah ketika bapak ibu guru visit atau kunjungan ke rumah siswa, benar-benar mengetahui kondisi ekonomi keluarga, memang nggak mampu. Dari situ awalnya. Bukan untuk mengajarkan konsumtif ya, tapi ini semata-mata ikatan batin sekolah dengan siswa, layaknya orang tua dan anak, “ kata Sutrisno.

Nilai kupon belanja mulai Rp 10 Ribu, 20 ribu hingga Rp 50 Ribu per anak, menyesuaikan kondisi yang bersangkutan. Langkah itu guna meringankan beban mereka, sekaligus membuat anak merasa nyaman berada di sekolah.

Voucer belanja diberikan setiap bulan, rata-rata ada sekira 30 anak yang mendapatkan, dengan nominal berbeda-beda.

“Karena yang layak diberi banyak ya, jadi harus gantian setiap bulannya. Kalau yang anak yatim, sudah jelas terlihat dari data identitas siswa. Tapi yang keluarga tidak mampu, berdasarkan hasil kunjungan bapak ibu guru, “ terangnya.

Selain voucer belanja, pihaknya juga menyiapkan voucer door prize, umumnya diperuntukkan bagi pelajar berprestasi di sekolah maupun para pemenang lomba.

“Ini untuk memacu siswa berlomba-lomba meraih prestasi. Tidak hanya dari sisi akademik, tetapi juga perlombaan di luar sekolah. Isi door prize nya macam-macam mas, kebanyakan barang elektronik, “ imbuhnya.

Musyafa Musa, Ketua PWI Kabupaten Rembang mengisi Kelas Jurnalistik di SMP N I Pamotan, Kamis (15/12).
Musyafa Musa, Ketua PWI Kabupaten Rembang mengisi Kelas Jurnalistik di SMP N I Pamotan, Kamis (15/12).

Sutrisno menambahkan dengan strategi itu, keberadaan PWS Mart semakin berkembang, karena ada imbal balik dari keuntungan yang diperoleh untuk siswa tidak mampu.

Bahkan seluruh guru dan karyawan yang berjumlah 60 an orang, wajib membeli berbagai kebutuhan pokok di PWS Mart. Belum lagi 810 siswa yang ada di SMP N I Pamotan menjadi kekuatan tersendiri. Setidaknya, perputaran uang di lingkungan sekolah akan semakin meningkat.

“PWS Mart ini kan dikelola bersama-sama. Uang muter di sekolah. Kemudian untungnya dipakai untuk kegiatan bersifat sosial, termasuk menyalurkan paket Sembako kepada keluarga tidak mampu yang tinggal di sekitar sekolah sini, “ terang pria warga Kelurahan Magersari, Rembang ini.

Salah satu siswa SMP N I Pamotan, Nanang mendukung upaya dari pihak sekolah. Ia berharap akan bergulir secara berkelanjutan, karena manfaatnya sungguh dirasakan.

“Namanya juga masih anak-anak kan. Misal dapat voucer Rp 50 ribu, sudah pasti seneng. Per hari dipakai Rp 5 ribu, lumayan bisa untuk 10 hari, “ ujarnya. (Musyafa Musa).

News Reporter

Tinggalkan Balasan