Rembang – Serbuan penyakit mulut dan kuku (PMK), berdampak langsung pada penjual daging sapi di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Rembang.
Pujiono salah satunya. Pria berusia 52 tahun, dari Desa Ketanggi, Rembang ini berjualan daging sapi di los sisi utara Pasar Rembang.
Ia mengaku ada perbandingan mencolok, antara sebelum dan setelah kemunculan PMK. Dulu saat situasi masih normal, mampu menjual daging sapi sebanyak 1 kwintal per hari (setara seekor sapi).
Namun begitu PMK melanda, rata-rata hanya mampu menjual daging sapi antara 30 – 50 kilo gram. Per kilo gram, harganya Rp 120 Ribu.
“Turunnya separuh mas. Di Pasar Rembang, kira-kira ada 8 orang penjual daging sapi, saya kira menghadapi masalah yang sama, “ tuturnya lirih.
Pujiono menduga kondisi penurunan tersebut tidak semata-mata karena pengaruh PMK. Tapi kemungkinan faktor banyak kapal nelayan berhenti melaut dan sebagian petani tembakau gagal panen, juga turut memberikan andil.
“Penghasilan masyarakat minim, petani tembakau banyak yang gagal, lalu kapal nelayan ya sepi, karena perizinan susah. Jadi imbasnya ke pasar juga, termasuk penjualan daging sapi, “ imbuh Pujiono.
Pujiono menimpali andai belakangan ini tidak musim sedekah bumi, omset penjualan daging sapi, bisa semakin merosot tajam.
“Ini kan tertolong sama sedekah bumi. Kalau nggak, ya sudah pasti tambah sepi. Ekonomi masih lesu, “ bebernya.
Pembeli umumnya mengincar daging dan bagian iga sapi, sedangkan untuk jeroan tergolong jarang. Tapi ia memastikan daging yang dijualnya adalah sapi sehat dan sudah dipastikan layak oleh petugas berwenang.
“Kalau di berita-berita itu kan, PMK nggak menular ke manusia. Tapi yang namanya orang banyak, masih saja ada yang was-was. Cuman ini pelan-pelan, sudah mulai bangkit lagi. Semoga pulih normal seperti sedia kala, “ kata Pujiono.
Penjual daging sapi lainnya di Kragan, Sutrisno mengungkapkan sering kali dagangannya tidak habis, tiap kali hari pasaran. Daging harus disimpan ke freezer.
“Kalau maksimal dua hari kok belum habis juga ya, terpaksa saya jual dengan harga lebih murah. Biasanya yang beli, penjual bakso atau yang punya warung nasi rawon, “ ucapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Dan Pangan Kabupaten Rembang, Agus Iwan Haswanto menjelaskan selama ada PMK, masyarakat dihimbau untuk merebus daging sapi secara benar.
“Minimal direbus selama 30 menit, “ kata Agus.
Selain itu, berdasarkan himbauan dari Kementerian Pertanian, untuk sementara warga tidak makan dulu bagian organ dalam atau jeroan sapi, bagian kaki dan bagian mulut, seperti bibir atau lidah, sebagai upaya antisipasi. (Musyafa Musa).