Bisa Berbahasa Inggris Tapi Tidak Paham Bahasa Indonesia!! Temuan Aneh Saat Anak Terpapar HP
Ilustrasi ibu mendampingi anaknya saat belajar.
Ilustrasi ibu mendampingi anaknya saat belajar.

Rembang – Ada sejumlah temuan di Rembang, ketika seorang anak sudah kecanduan gadget (HP gawai), berdampak pada keterlambatan bahasa.

Dokter spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi RSUD dr. R. Soetrasno Rembang, dr. Rahmatika Sp. KFR mencontohkan ada seorang anak justru lebih bisa berbahasa inggris, ketimbang bahasa indonesia. Penyebabnya, karena terlalu sering menonton tayangan berbahasa inggris melalui youtube.

“Kalau bahasa inggris bisa menirukan, yes i know. Tapi kalau kita ajak pakai bahasa indonesia, kurang begitu paham, “ tuturnya.

Ia mengimbau orang tua untuk berhati-hati, manakala bahasa pada umumnya belum beres, jangan coba-coba dikenalkan dengan bahasa lain.

“Kadang ada yang bilang ajarkan bahasa inggris sedini mungkin. Hati-hati, kalau bahasa indonesianya sudah bisa, semua normal, baru kita kenalkan dengan bahasa lain, “ imbuhnya.

Apalagi ketika terjadi gangguan bahasa, pihak RSUD akan melakukan terapi kepada anak dengan bahasa indonesia. Begitu anak masih terpapar bahasa asing, maka upaya terapi tidak akan berhasil.

“Pernah saya tanya kepada orang tua pasien, di rumah masih nonton tayangan bahasa inggris, iya dok, sukanya bahasa inggris. Kalau pakai bahasa indonesia, nggak mau. Saya bilang, nggak akan berhasil, karena terapi di rumah sakit pakai bahasa indonesia, jadi terapinya nggak sinkron, “ terang Rahmatika.

Selain temuan semacam itu, dokter Rahmatika juga pernah menemukan anak usia hampir 4 tahun sangat banyak bicaranya, tapi apa yang dikatakan sulit dipahami. Kondisi tersebut membuat sang anak kerap ditertawakan oleh teman-temannya, bahkan dijauhi.

“Anak ini bicaranya banyak, tapi saya nggak ngerti apa yang dibicarakan. Lagi-lagi juga pengaruh HP. Ibunya bilang kadang paham, kadang nggak. Ibunya cerita, anaknya kerap dijauhi teman-teman sebayanya, jadi meluas ke interaksi sosialnya, “ ujarnya.

Dokter yang tinggal di Desa Mondoteko, Rembang ini memperinci ketika anak usia 3 bulan, mestinya sudah bisa seperti kumur-kumur dan merespon dengan suara kalau diajak bercanda.

Usia 6 bulan mulai mengucapkan kata seperti ba-ba, usia 1 tahun anak harus bisa mengucapkan 1 kata dengan jelas, semisal mama atau papa. Usia 2 tahun bisa merangkai 2 – 3 kata dalam 1 kalimat, usia 3 tahun 3 – 4 kata, 4 tahun 4 – 5 kata dan begitu menginjak usia 5 tahun sudah mampu bercerita panjang lebar.

Ia mendorong orang tua yang mempunyai anak di bawah usia 5 tahun, untuk mengenali sedini mungkin, ada tidaknya kejanggalan. Jika mengetahui ada yang tidak beres, sesegera mungkin membawanya ke dokter.

“Dari tahapan-tahapan itu, orang tua kalau tahu anak saya kok beda ya dengan anak sebayanya. Itu menjadi warning. Ingat, semakin dini intervensinya, hasilnya akan semakin baik, “ pungkasnya. (Musyafa Musa).

News Reporter

Tinggalkan Balasan