Penutupan Pasar Hewan Pamotan Diperpanjang, Dua Dampak Ini Dirasakan Warga Sekitar
Kepala Desa Pamotan, A. Maskur Rukhani berada di depan pintu masuk Pasar Hewan Pamotan yang ditutup, untuk menekan penyebaran PMK.
Kepala Desa Pamotan, A. Maskur Rukhani berada di depan pintu masuk Pasar Hewan Pamotan yang ditutup, untuk menekan penyebaran PMK.

Pamotan – Penutupan Pasar Hewan di Desa Pamotan Kecamatan Pamotan sampai batas waktu yang belum ditentukan, berdampak terhadap pedagang maupun tukang parkir.

Kepala Desa Pamotan, A. Maskur Rukhani menjelaskan kalau retribusi pendapatan, semua masuk ke Pemerintah Kabupaten Rembang.

Untuk imbas yang dirasakan oleh Desa Pamotan secara langsung, menyangkut warganya berjualan di sekitar Pasar Hewan tiap hari Selasa, kini tidak lagi memperoleh pemasukan. Begitu pula warga yang mengelola parkir kendaraan, tidak mendapatkan penghasilan.

“Pasarannya seminggu sekali, begitu ditutup ya yang paling terasa itu, pedagang jualan nasi, buka warung sama parkir. Kalau retribusi menjadi kewenangan Pemkab mas, “ ujarnya, Selasa (07 Juni 2022).

Kades Pamotan yang biasa dipanggil Aang ini menambahkan Pasar Hewan Pamotan tidak hanya menjadi andalan pedagang lokal saja. Tapi banyak pula dari Jawa Barat maupun Jawa Timur, sehingga mobilitas keluar masuk ternak sapi tergolong sangat tinggi.

“Yang Jawa Tengah paling jauh dari Cilacap, Jawa Timur ada dari Surabaya, Pasuruan. Kemudian Jawa Barat, dari Cirebon. Mereka banyak yang sudah datang jam 11 Senin malam menjelang pasaran, “ kata Aang.

Secara prinsip, pihaknya mendukung upaya penutupan Pasar Hewan Pamotan, guna menekan penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK).

Namun ia juga berharap ada langkah-langkah lain, melalui pengetatan lalu lintas ternak sapi di daerah perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur yang saat ini dianggap rawan.

Kalau PMK dapat teratasi, maka penutupan Pasar Hewan Pamotan nantinya tidak akan terlalu lama.

“Pasar hewan ini kan tumpuan ekonomi banyak orang. Kasihan kalau terlalu lama ditutup. Kita berharap PMK dapat diatasi oleh pemerintah dan pasar bisa buka kembali. Wilayah perbatasan yang perlu diperketat, misal Sale – Jatirogo, “ imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan Koperasi Dan UMKM Kabupaten Rembang, Mochammad Mahfudz menyampaikan penutupan pasar hewan Pamotan dan Kragan, yang semula dijadwalkan hanya berlangsung dua kali pasaran, kini diperpanjang sampai ada pengumuman lebih lanjut.

Salah satu alasannya, terjadi peningkatan kasus penyakit mulut dan kuku di Kabupaten Rembang. Pembukaan pasar kembali, menurutnya menunggu hasil evaluasi lintas sektoral.

“Akan kita evaluasi terus. Kalau waktunya dibuka lagi, pasti akan kita umumkan kepada masyarakat, “ tandas Mahfudz yang juga mantan Camat Pamotan ini.

Dihubungi terpisah, Kepala Dinas Pertanian Dan Pangan Kabupaten Rembang, Agus Iwan Haswanto menyatakan data terakhir sapi di wilayahnya yang terjangkit PMK sudah mencapai 1.600 an ekor. (Musyafa Musa).

News Reporter

Tinggalkan Balasan