Cegah Stunting, Kepala BKKBN Pusat Rekomendasikan Tanaman Ini Dikonsumsi Ibu Hamil
Kapsul daun kelor. (Foto atas) Kepala BKKBN Pusat Hasto Wardoyo, Anggota Komisi IX DPR RI Edy Wuryanto (tengah) dan Bupati Rembang Abdul Hafidz, menjelaskan tentang stunting.
Kapsul daun kelor. (Foto atas) Kepala BKKBN Pusat Hasto Wardoyo, Anggota Komisi IX DPR RI Edy Wuryanto (tengah) dan Bupati Rembang Abdul Hafidz, menjelaskan tentang stunting.

Rembang – Masih ada 7 provinsi di Indonesia yang angka anak stuntingnya (gagal tumbuh akibat kurang gizi) di atas 30 %. Paling tinggi adalah Provinsi Nusa Tenggara Timur, mencapai 37 %.

Kepala Badan Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Pusat, Hasto Wardoyo menjelaskan hal itu, saat kunjungan ke Rembang yang terpusat di Pendopo Museum Kartini, hari Minggu (15 Mei 2022).

“Kalau angkanya di atas 30 %, membuat Indonesia di mata dunia masih merah. Yang di atas 30 %, ada 7 provinsi, “ bebernya.

Untuk angka stunting di Kabupaten Rembang kisaran 18 %, tingkat provinsi Jawa Tengah 20,4 %, sedangkan angka stunting tingkat nasional 24,4%.

“Rembang bisa menjadi contoh bagi daerah lain. Kalau provinsi-provinsi besar, Jawa Tengah termasuk yang terendah, dibandingkan Jawa Barat, Jawa Timur, Banten maupun Sumatera Utara, “ imbuh Hasto.

Hasto Wardoyo kemudian membocorkan salah satu cara mencegah stunting, yaitu dengan rutin mengkonsumsi daun kelor, karena daun kelor merupakan nutrisi yang memiliki kandungan gizi luar biasa.

“Sudah dibuktikan para ahli, kandungan gizi daun kelor, terdapat vitamin, kalisum, protein, asam folat lebih tinggi dibandingkan bahan lain, “ tandasnya.

Dengan kandungan tersebut, maka sangat direkomendasikan bagi ibu hamil, ibu menyusui, maupun sebagai makanan pendamping, setelah bayi di atas usia 6 bulan.

“Kalau nanam kelor kan tidak terlalu mahal. Sekali lagi, ini sangat baik, untuk ibu hamil dan pertumbuhan bayi, “ ujar Hasto.

Anggota Komisi IX DPR RI, Edy Wuryanto mengingatkan bahwa target pemerintah menurunkan stunting pada angka 14 % di tahun 2024 mendatang.

“Tinggal 2 tahun lho ini. Termasuk Kabupaten Rembang untuk menuju 14 %, masih perlu kerja keras, “ kata Edy.

Maka ia mendorong supaya peran tenaga pendamping di tingkat desa dioptimalkan, agar masalah stunting bisa selesai di tataran keluarga.

“Peta keluarga sudah dipetakan, harus diintervensi. Apalagi negara kita gemah ripah lohjinawi, kelor dekat, mau cari ikan mudah, “ paparnya.

Bupati Rembang, Abdul Hafidz memastikan penanganan stunting harus dikeroyok beramai-ramai. Di wilayahnya sudah dipayungi Peraturan Bupati, supaya berjalan dengan arah yang jelas.

“Stunting tidak bisa ditangani 1 lembaga saja, semua pihak mesti saling terintegrasi. Secara masif, semua mengeroyok. Kita sudah punya Perbup penanganan stunting, “ tegas Bupati.

Sementara itu, bagi masyarakat yang ingin lebih mudah mengkonsumsi daun kelor, tidak perlu bingung-bingung. Pasalnya sekarang sudah ada kapsul daun kelor berbadan POM, sehingga lebih praktis. Per botol isi 50 butir, harganya hanya Rp 50 – 55 Ribu.

Anda bisa menghubungi Gerai Kelor Rembang, Aris Wijayanti di Nomor HP 0878 3460 4281. (Musyafa Musa).

News Reporter

Tinggalkan Balasan