Rembang – Belum longgarnya aktivitas seni budaya, membuat para pelaku seni wayang kulit, kethoprak maupun pentas dangdut di Kabupaten Rembang resah. Mereka bertanya-tanya kapan kegiatan seni budaya dibuka kembali.
Bupati Rembang, Abdul Hafidz mengaku sudah menerima rentetan keluhan tersebut. Yang menjadi keheranan, mereka sudah mematuhi ketentuan pemerintah untuk ikut vaksin, tapi kenapa ingin bekerja saja masih susah.
“Setiap hari diaduli masyarakat, pak Bupati saya itu sudah 2 tahun lebih nganggur. Vaksin sudah saya jalani, kok isih ora oleh nyambut gawe. Nanggap wayang, nggak boleh, nanggap kethoprak ora oleh. Pemerintah jan-jane karepe piye, arep mateni seniman piye, “ ungkap Bupati.
Hafidz menanggapi kondisi negara masih siaga di tengah pandemi, sehingga ia memohon kesabarannya. Tapi apabila ada kegiatan seni budaya skala kecil, Bupati berharap aparat TNI/Polri membolehkan.
“Jawaban saya sederhana, status negara masih dalam keadaan darurat. Sampeyan yen ngrumangsani wong Indonesia, yo kudu taat sama negara. Tapi kalau seni budaya yang skalanya nggak besar, pak polisi pak Koramil mohon dipahami nggeh, “ tuturnya.
Termasuk nantinya ada kegiatan sholawatan dalam rangka tradisi Syawalan, Bupati sudah berkoordinasi dengan pihak kepolisian, agar tetap berjalan.
“Mugo-mugo aman, mengko yen diamuk, ben kulo sing tanggung jawab. Soalnya menahan emosi masyarakat, nahan aduan yang logis seperti itu, butuh kebijakan kearifan lokal, “ imbuh Bupati.
Hafidz memastikan kalau status PPKM Kabupaten Rembang sudah level 1, nantinya semua aktivitas masyarakat akan semakin longgar.
“Nyatane wingenane ning Mandalika puluhan ewu wong yo ora ono opo-opo. Kene ono sithik-sithik kok diurak-urak. Yang penting pakai masker, Prokes jangan sampai ditinggalkan, “ tandasnya.
Bupati pun optimis Kabupaten Rembang akan segera menempati PPKM level 1, karena capaian vaksinasi yang disyaratkan sudah hampir terpenuhi.
“Ini hanya persoalan entry data saja. Tapi kami yakin sebenarnya Rembang saat ini sudah level I, cuma kan tinggal nunggu pengumuman secara resminya dari pusat, “ pungkas Hafidz. (Musyafa Musa).