Mengenal Lebih Dekat, Siapa Sosok DENZ Dibalik PMPR
Ketua Umum PMPR, Mochamad Arif Zaenudin, akrab dipanggil Denz.
Ketua Umum PMPR, Mochamad Arif Zaenudin (tengah baju hitam), akrab dipanggil Denz.

Rembang – Bagi anda yang sering mengamati perkembangan media sosial di Rembang, mungkin sudah tidak asing lagi dengan Perkumpulan Masyarakat Peduli Rembang (PMPR). Sebenarnya perkumpulan apa ini dan siapa tokoh di balik kelompok tersebut ?

Reporter R2B, Minggu siang (24 April 2022) berbincang melalui telefon dengan Ketua Umum PMPR, Mochamad Arif Zaenudin SE.

Pria warga Kelurahan Tanjungsari, Rembang ini akrab disapa Denz. Ia berlatar belakang seorang pengusaha yang bergerak di bidang penyuplai solar industri, kontraktor dan event organizer.

Denz yang genap berusia 44 tahun, membuka kantor CV Denz Production serta PT Denz Putra Bumi Persada di Perumahan Turusgede Rembang.

Denz menjelaskan awal membentuk PMPR sejak tanggal 17 Agustus 2019 lalu tersebut, ingin fokus pada kegiatan peduli sosial.

“Apalagi selama pandemi ini kan kalangan menengah ke bawah banyak yang terdampak ya, kita ingin ikut ambil bagian untuk meringankan beban mereka, “ tuturnya.

Selain itu, PMPR juga memposisikan diri siap mendukung program-program Pemkab Rembang.

“Namanya juga Peduli Rembang, bagaimana kita turut andil untuk Rembang. Eranya Medsos, kita menyesuaikan dengan Medsos. Kebetulan kita punya anggota di tiap kecamatan. Meski nggak banyak, tapi aktif-aktif, “ kata Denz.

Ia mencontohkan ketika menerima keluhan maupun kritik dari masyarakat melalui Facebook, sepanjang tidak kabar hoax, PMPR akan berupaya meneruskan kepada instansi terkait. Mulai masalah sampah, lampu penerangan jalan umum (LPJU) padam, maupun terkait jalan rusak.

Dari media Facebook pula, dirinya ikut membantu mengcounter beragam isyu, sekaligus memberikan perkembangan informasi solusi penanganan.

“Sampah banyak yang menumpuk, kita sampaikan ke Dinas Lingkungan Hidup (DLH), kemudian ditindaklanjuti. Lalu soal lampu, kita teruskan ke Dishub. Alhamdulilah ditangani. Kemudian yang paling ramai tentang jalan rusak. Tapi kita juga nggak boleh menutup mata, pemerintah sudah mengupayakan perbaikan jalan. Tapi itu semua kan butuh proses ya, lebih-lebih 2 tahun terakhir banyak refocusing anggaran, “ terangnya.

Alumni SMEA Yos Sudarso tahun 1998 silam ini menambahkan bulan Ramadhan menjadi bulan spesial bagi Perkumpulan Masyarakat Peduli Rembang (PMPR). Ia bersama kelompoknya giat membagikan takjil kepada masyarakat pengguna jalan.

Tidak hanya membuka posko selama 8 hari di depan Bank Rembang (Bank Pasar-Red), tetapi juga keliling ke 14 kecamatan, agar bisa lebih dekat dengan masyarakat.

“Tiap hari kita siapkan 100 makanan, 100 es buah dan 100 kolak buat berbuka puasa. Sebagian kecamatan sudah kita sambangi, hari Minggu ini giliran di Kecamatan Bulu. Alhamdulilah, anggaran dari saya pribadi. Tapi hampir setiap hari ada juga warga yang datang nitip takjil di posko kami, “ beber Denz.

Kedepan, pria bujang yang aktif di komunitas mobil ini berharap tidak ada sumbatan komunikasi antara masyarakat dengan Pemkab Rembang.

Apalagi di zaman serba digital seperti sekarang, warga ingin semakin mudah dan lebih cepat dalam menyampaikan unek-uneknya, sehingga pemerintah juga mesti cepat merespon dengan tindakan nyata.

“Masukan, kritikan, saya kira ndak masalah. Selama bisa dipertanggungjawabkan, pemerintah tidak boleh alergi kritik. Kritik yang membangun, demi Rembang lebih baik, “ pungkasnya. (Musyafa Musa).

News Reporter

Tinggalkan Balasan