Antri Lama Gagal Membeli, Polisi Turun Tangan Antisipasi Kemarahan Warga
Antrian minyak goreng di Lasem, Rembang, Kamis (07/04). Polisi turun tangan memantau.
Antrian minyak goreng di Lasem, Rembang, Kamis (07/04). Polisi turun tangan memantau.

Lasem – Puluhan orang warga kecewa, lantaran sudah antri cukup lama, namun gagal membeli minyak goreng curah, gara-gara sudah habis.

Peristiwa itu terjadi di lokasi agen minyak goreng CV. Inti Bumi Manis pinggir jalur Pantura Desa Bagan Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang, Kamis siang (07 April 2022). Hanya dalam tempo waktu sekira 2 jam, minyak goreng sebanyak 11.340 Kg ludes diserbu pembeli.

Seorang warga, Siti Hanafiah mengaku datang jauh-jauh dari Pamotan untuk membeli minyak goreng curah. Ketika masih antri, tiba-tiba diinformasikan bahwa minyak goreng sudah habis. Antrian pun, sontak langsung buyar.

“Saya kebetulan pedagang mas, antri beli minyak goreng, untuk dijual lagi di Pasar Pamotan. Dulu waktu harga murah, barang nggak ada. Sekarang yang minyak goreng kemasan lancar, curahnya susah. Semoga pemerintah lebih peduli sama penderitaan orang kecil di bawah, “ tuturnya.

Antrian warga mengular cukup panjang di pinggir jalur Pantura, sejak pukul 08.30 Wib. Semakin siang di bawah terik sinar matahari bulan puasa, antrian kian ramai.

Meski tahu minyak goreng curah habis, tapi masih saja ada warga yang memilih tetap bertahan di depan pintu toko. Setelah pemilik toko menyampaikan ulang, barulah mereka pulang.

Linawati Junaedi, selaku agen minyak goreng di Desa Bagan – Lasem menjelaskan datangnya armada truk pembawa minyak goreng tidak bisa dipastikan. Karena pasokan belum stabil, penjualan minyak goreng akhirnya dibatasi.

Bagi pedagang, wajib membawa foto copy KTP dan nomor pokok wajib pajak (NPWP), serta sudah mendaftar melalui aplikasi Simirah (Sistem Informasi Minyak Goreng Curah). Mereka hanya boleh membeli minyak goreng maksimal 18 kilo gram.

Sedangkan untuk warga umum, cukup membawa foto copy KTP, pembelian dibatasi maksimal 5 kilo gram. Harganya, per liter Rp 14.000 atau Rp 15.500 setiap kilo gram.

“Belum tahu datang lagi kapan. Antrian cukup panjang, karena saya mewakili hampir satu Kabupaten Rembang, “ kata Linawati.

Linawati mengakui ketika minyak goreng sudah habis dan antrian warga masih banyak, sering dirinya menjadi sasaran kemarahan. Ia sebatas menenangkan kalau ada pasokan minyak goreng lagi, silahkan datang.

“Ya dioceki kanan kiri, kan mungkin mereka nggak tahu betapa susahnya kita nyari. Cuman kita jawab nanti kalau ada lagi, soalnya nggak bisa menjanjikan, “ imbuhnya.

Sejumlah anggota Polsek Lasem dan petugas unit Patroli Polres Rembang, Kamis siang tampak berjaga-jaga di sekitar lokasi antrian minyak goreng.

Selain mengatur lalu lintas, mereka juga mengantisipasi hal-hal tidak diinginkan. Termasuk kemungkinan gesekan antar warga maupun kemarahan warga yang tidak kebagian. Namun sampai selesai pantauan, situasi aman terkendali.

Salah satu anggota Polsek Lasem, Aipda Sugito menyatakan melalui pengeras suara, dirinya juga mengingatkan warga untuk menjaga ketertiban dan tetap mematuhi protokol kesehatan.

“Kita himbau pakai masker dan sebisa mungkin saling jaga jarak. Intinya jangan berkerumun, “ tandasnya.

Aipda Sugito menambahkan kebetulan lokasi agen minyak goreng berdekatan dengan Mapolsek Lasem. Tiap kali ada kiriman minyak goreng, anggota Polsek langsung berjaga-jaga. (Musyafa Musa).

News Reporter

Tinggalkan Balasan