Rembang – Bupati Rembang, Abdul Hafidz mengingatkan supaya Palang Merah Indonesia (PMI) kedepan tidak menambah hutang.
Hal itu ia sampaikan ketika pelantikan pengurus PMI Kabupaten Rembang yang baru, periode 2022 – 2027 di Pendopo Museum Kartini Rembang, hari Jum’at (25 Maret 2022).
Menurutnya, kepengurusan lama meninggalkan hutang Rp 1,4 Miliar. Ia berharap kepada pengurus baru, hutang tersebut segera dilunasi dan jangan sampai mengedepankan hutang, meski hal itu untuk menunjang kegiatan PMI sekalipun.
“Jangan kedepankan piye golek duwit sakakeh-akehe, opo meneh direwangi utang-utang. Lha wong PMI kok utang, ojo lah. Saya kurang pas kalau cara seperti itu. Ndang dilunasi, wis ojo utang neh. Meskipun itu untuk menunjang, iya, tapi jangan dikedepankan, “ kata Bupati.
Hafidz mendorong supaya PMI lebih fokus pada masalah penanganan kemanusiaan dan kebencanaan.
“Saya titip jangan kedepankan piye carane entuk duwit akeh, biasane luput. Tapi kalau disupport motivasi piye carane aku nangani masyarakat, kebencanaan dan sebagainya, soal dana nunut pak. Biar nanti semua bergerak. Kalau dana PMI kurang, ada Baznas kita suruh nyuport, ada CSR kita minta nyuport, “ tandasnya.
Wakil Bupati Rembang, M. Hanies Cholil Barro yang juga menjadi Ketua Dewan Kehormatan PMI Kabupaten Rembang mendorong agar PMI tidak terkesan hanya mengurusi donor darah saja. Tapi kekuatan yang ada bisa dioptimalkan, seperti Korps Sukarela (KSR) dan Palang Merah Remaja (PMR).
“Makanya kenapa kepala Dinas Pendidikan saya minta untuk ikut di Dewan Kehormatan, bisa kita fungsikan sebagai pembina PMR yang kebanyakan remaja dan anak-anak sekolah, “ kata pejabat yang akrab disapa Gus Hanies ini.
Sementara itu, Ketua PMI Kabupaten Rembang yang baru, dr. Samsul Anwar menjelaskan komposisi kepengurusan kali ini terdapat banyak pemuda-pemuda milenial, sehingga diharapkan gerak langkahnya lebih cepat.
“Do’akan, semoga kita bisa lebih baik dari kepengurusan sebelumnya, “ ujar dr. Samsul Anwar.
Selain mengoptimalkan bulan dana PMI, dr. Samsul Anwar yang juga merupakan Kepala Puskesmas Pancur ini menimpali pihaknya mempunyai program pembentukan Siaga Bencana Berbasis Masyarakat (SIBAT), untuk menjawab tantangan pelayanan kepada masyarakat yang cepat dan tepat.
“Jadi nanti akan ada relawan Sibat di setiap kecamatan, “ tuturnya.
Ia juga menargetkan PMI memiliki cadangan donor darah yang kuat, dengan memberdayakan potensi pekerja pabrik dan santri pondok pesantren.
“Pabrik maupun pondok pesantren yang belum tersentuh, akan kami datangi. Kalau persediaan darah melimpah, nggak hanya untuk Kabupaten Rembang, tetapi juga bisa suplai untuk daerah-daerah tetangga, “ terang dokter warga Desa Pamotan Kecamatan Pamotan ini.
Sementara itu, Ketua PMI Jawa Tengah, Sarwa Pramana menekankan bahwa tugas PMI sederhana, yakni bagaimana membuat masyarakat yang semula menangis, bisa tersenyum.
“Bagaimana hidup ini bermanfaat untuk orang lain, nggak ada kamusnya kerja di PMI untuk mencari penghasilan, nggak ada. Itu prinsip dasar, “ tegas Sarwa yang juga Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah ini. (Musyafa Musa).