

Pancur – Masyarakat Desa Johogunung Kecamatan Pancur meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana tanah longsor, terutama tiap kali turun hujan deras.
Seorang warga Desa Johogunung, Kenang, mengungkapkan beberapa hari lalu sempat ada tebing longsor. Namun material batu dan tanah tidak sampai menimbulkan kerusakan rumah.
“Lokasi tersebut sudah ditangani mas. Berhimpitan dengan rumah persis. Ini kebetulan sudah aman, cuaca cerah, “ kata Kenang, Jum’at (04 Maret 2022).
Meski tidak berdampak parah, namun masyarakat sudah mengambil sejumlah antisipasi. Pertama, bergotong royong menutup retakan-retakan tanah.
“Tujuannya supaya air hujan tidak langsung masuk, soalnya lapisan tanah bagian bawah berupa batuan padas, rawan menimbulkan lapisan atas bergerak, saat hujan deras, “ ujarnya.
Kedua, mengoptimalkan fungsi saluran air di lokasi rawan longsor, sehingga air hujan dari atap genteng rumah warga, bisa langsung menuju ke dalam saluran.
Selain itu, apabila hujan deras dengan skala ekstrim, masyarakat yang tinggal di daerah rawan, sudah dihimbau untuk menghindar dari tebing.
“Ketika hujan sedang tinggi-tingginya, mohon menghindar dari bawah tebing. Soalnya banyak perumahan penduduk di bawah tebing, maklum desa kami berada di daerah perbukitan, “ terangnya.
Sementara itu, Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Rembang, Sri Jarwati menyatakan wilayah Kecamatan Pancur dan Kecamatan Lasem, masuk kategori daerah rawan longsor.
Siap tanggap bencana bagi warga diperlukan, karena sesuai ramalan BMKG, hujan masih akan mengguyur wilayah Kabupaten Rembang sampai bulan Mei mendatang.
“Untuk bulan Maret ini, curah hujan masih skala normal. Kemudian diprediksi semakin menurun pada bulan April dan Mei mendatang, “ tutur Sri mengutip data dari BMKG. (Musyafa Musa).