Rembang – Anggaran untuk program Smart City (wilayah yang memanfaatkan teknologi informasi dalam pelayanan-Red) di Kabupaten Rembang, tergolong masih rendah.
Bupati Rembang, Abdul Hafidz membandingkan dengan Kabupaten Bantul DIY yang mengalokasikan anggaran Smart City mencapai Rp 13 Miliar, sedangkan di daerahnya baru Rp 1,3 Miliar.
“Dari sisi anggaran masih minim, di sini baru 1,3 M, “ paparnya, baru-baru ini.
Bupati mencontohkan banyak peralatan di instansi Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil (Dindukcapil) yang mengalami kerusakan, karena faktor usia sudah 12 tahun. Akibatnya, mengganggu pelayanan masyarakat, terutama dalam pembuatan KTP dan Kartu Keluarga (KK).
Ia berjanji pada tahun 2023 penanganannya akan dituntaskan, sehingga pelayanan menjadi lebih mudah dan cepat. Bahkan kalau bisa dilayani di tingkat desa, pemohon cukup mendaftar melalui HP android.
“Mohon maaf belum bisa tahun ini, tapi tahun 2023 akan kita perbaiki semua. Biar pelayanan menjadi lebih mudah, cepat dan dekat. Daftar dari rumah, minimal bisa dilayani di tingkat kecamatan atau bahkan di desa, “ tandas Bupati.
Abdul Hafidz menambahkan program Smart City dirancang untuk mempermudah birokrasi. Saat ini saja, retribusi pedagang di 3 lokasi pasar sudah diberlakukan secara online melalui e-retribusi. Belum lagi bantuan-bantuan kepada warga, langsung dikirim ke rekening masing-masing. Tidak lagi seperti dulu menerima uang tunai, sehingga rawan pemotongan.
“Di pemerintahan, tidak ada namanya pejabat transaksi uang cash, semua melalui digital. e-Retribusi pedagang pasar akan ditingkatkan terus, untuk menekan kebocoran, “ imbuh Bupati.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kabupaten Rembang, Suparmin membenarkan sarana pra sarana pelayanan di instansinya membutuhkan peremajaan.
Selain itu, sistem dan peralatan di tingkat kecamatan perlu diperbarui, sehingga tidak tertumpu pada pelayanan di kantor Dindukcapil.
“Setidaknya akan mampu mengurai antrian. Tidak seperti sekarang, tiap hari warga sangat ramai berdatangan ke Dindukcapil. Kasihan bagi yang rumahnya jauh, “ ungkapnya. (Musyafa Musa).