Porkab Dan Porprov, Begini Masukan Dari Sejumlah Cabang Olahraga Di Rembang
Ketua Umum KONI Kabupaten Rembang, Vivit Dinarini Atnasari saat berkoordinasi dengan Ketua Pengcab Muaythai, Musyafa Musa.
Ketua Pengcab Muaythai, Musyafa Musa berkoordinasi dengan Ketua Umum KONI Kabupaten Rembang, Vivit Dinarini Atnasari.

Rembang – Pelaksanaan event Pekan Olahraga Kabupaten (Porkab) tingkat Kabupaten Rembang tahun 2022 ini masih terus dijajaki, mempertimbangkan situasi pandemi Covid-19.

Berbagai masukan dari pengurus cabang olahraga di Kabupaten Rembang juga bermunculan, menyangkut rencana kegiatan tersebut.

Cabang olahraga pencak silat misalnya, masih menghadapi keterbatasan sarana pra sarana.

Sekretaris Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Kabupaten Rembang, Nuranto dalam rapat koordinasi belum lama ini menyampaikan pihaknya sama sekali belum mempunyai peralatan. Ia mencontohkan matras pertandingan yang dulunya boleh setebal 3 centi meter, kini standardnya antara 5 – 8 centi meter.

“Itu baru matras, belum peralatan yang lain, “ ungkapnya.

Nuranto juga mengusulkan apabila digelar Porkab, tempat pertandingan (venue) pencak silat supaya disendirikan dan jangan dicampur dengan cabang olahraga bela diri lainnya. Mengingat, jumlah atlet pencak silat sangat banyak dan pertandingan kerap selesai sampai malam hari.

“Masing-masing kecamatan ada atletnya, IPSI mungkin salah satu cabang olahraga yang atletnya paling banyak. Mohon untuk venue nya dibedakan. Istilahnya kami kadang oyok-oyokan dengan karate dan taekwondo. Kalau ada Porkab, untuk pencak silat bisa diberi kebijakan khusus, “ imbuh Nuranto.

Ketua Pengcab Muaythai Kabupaten Rembang, Musyafa Musa mengungkapkan kendala minimnya sarana pra sarana menjadi skala prioritas yang harus diatasi. Kebetulan pihaknya memperoleh anggaran hibah Rp 25 Juta tahun 2021, sebagian besar untuk pengadaan peralatan.

“Peralatan kami cukupi secara bertahap. Ini penting, biar atlet bisa latihan. Kalau nggak ada peralatan, mana mungkin bisa menjalankan regenerasi atlet. Makanya sarana pra sarana harus ada dulu, ” tandasnya.

Sementara itu, Ketua Persatuan Catur Seluruh Indonesia (Percasi) Kabupaten Rembang, Daryono menyatakan setuju apabila diadakan Porkab, tapi kalau bisa sehemat mungkin. Mengingat anggaran KONI Rp 900 Juta, kalau untuk membiayai seluruh cabang olahraga sekira 31, tergolong sangat kecil.

“Kecuali kalau dari KONI sudah dapat sponsor untuk membackup kegiatan Porkab, “ ujarnya.

Daryono menambahkan Porkab tetap diperlukan sebagai pemanasan menuju Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Tengah. Ia sendiri termasuk masih ragu Porprov akan dilangsungkan tahun 2023, karena masuk tahun politik menjelang Pemilu 2024. Biasanya kalau sudah seperti itu, fokusnya tetap pada Pemilu dan tidak bisa diganggu oleh kegiatan lain, termasuk ajang olahraga.

“Artinya masih tentatif, memungkinkan ada perubahan. Saya punya firasat seperti itu. Untuk Porprov, semua tergantung pada keputusan pak Gubernur, “ kata Daryono.

Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Rembang, Vivit Dinarini Atnasari menanggapi semua masukan dari cabang olahraga akan dikaji, untuk menentukan langkah-langkah selanjutnya. Termasuk menunggu hasil koordinasi dengan KONI Jawa Tengah. (Musyafa Musa).

News Reporter

Tinggalkan Balasan