Sluke – Pembangunan stasiun pengisian elpiji milik PT Heksa Energi Mitraniaga (HEMA) di pinggir jalur Pantura Semarang – Surabaya, sekitar lokasi Pelabuhan Rembang Terminal Sluke, menuai kritikan warga Desa Sendangmulyo, Kecamatan Sluke yang merupakan kawasan terdekat.
Gunasih, anggota DPRD Rembang sekaligus tokoh masyarakat Desa Sendangmulyo, Kecamatan Sluke mempertanyakan ada tidaknya analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL). Apalagi menurutnya stasiun pengisian elpiji, memiliki potensi kerawanan.
“Wong tabung 3 kilo gram saja kalau meledak menghabiskan rumah, lha ini kalau nggak pakai Amdal, jenengan luar biasa, “ kata Gunasih dalam sebuah forum sosialisasi di Balai Desa Sendangmulyo, baru-baru ini.
Gunasih menyoroti sebelum ada pembangunan tempat tersebut, mestinya diadakan sosialisasi dulu dengan masyarakat. Akibatnya, banyak warga yang tidak tahu dan bertanya-tanya.
Jangan seperti sekarang, pembangunan sudah mencapai 90 %, baru berlangsung sosialisasi oleh pihak investor.
“Kita ditanya oleh LSM, kampungmu jarena arep ono ngene-ngene, kita malah ndelongok nggak tahu apa-apa. Sebagai perusahaan besar, harusnya paham, lingkungan dihormati dulu. Kulo nuwun. Warga sini bertanya-tanya, iku arep dinggo opo, bahaya opo nggak, “ bebernya.
Gunasih juga mempersoalkan akses jalan yang dibuat PT HEMA menuju dermaga pelabuhan Terminal Rembang yang dibiayai APBN. Menurutnya, tempat itu pelabuhan umum, sehingga tidak tepat kalau ada perusahaan membuat akses jalan khusus. Kalau ingin seperti itu, Gunasih menimpali seharusnya membangun terminal pelabuhan sendiri, seperti Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Sluke.
“Dermaga pelabuhan APBN kok disambung jalan, itu kan pelabuhan umum. Harusnya buat terminal khusus. Ya boleh perusahaan gunakan pelabuhan umum, tapi dengan syarat-syarat. Meski demikian secara prinsip, kami tetap mendukung investasi usaha masuk ke sini, “ imbuh Sekretaris DPC Partai Demokrat Kabupaten Rembang tersebut.
Kepala Desa Sendangmulyo, Kecamatan Sluke, Asmuni menerangkan sebenarnya sosialisasi pembangunan stasiun pengisian elpiji pernah berlangsung di Rembang. Kala itu, ia meminta supaya ditindaklanjuti dengan sosialisasi di tingkat desa. Namun molor, akibat pandemi Covid-19.
Lantaran saat ini pembangunan sudah hampir selesai, Asmuni sebatas meminta agar keberadaan PT Heksa Energi Mitraniaga (HEMA) dapat memberikan keuntungan bagi kampungnya. Salah satunya menyerap tenaga kerja dari penduduk setempat.
“Sejak awal kegiatan pembangunan, alhamdulilah warga kami meski cuma angkat batu dan gali tanah sudah terlibat. Tapi kami nggak mau sebatas itu. Mohon pihak perusahaan, sekiranya bisa dikerjakan warga kami, bisa direkrut sebagai tenaga kerja, “ ujar Asmuni.
Wakil Ketua LPMD Desa Sendangmulyo, Sutrisno mendesak rencana perekrutan tenaga kerja dan dana CSR dari perusahaan, dituangkan dalam perjanjian tertulis.
“MoU ini penting, untuk memberikan perlindungan dan kepastian, “ tegasnya.
Kapolsek Sluke, AKP Sunandar yang hadir dalam forum itu mengaku bersyukur selama kegiatan pembangunan stasiun pengisian elpiji, tidak terjadi gangguan keamanan yang mengarah pada tindakan pelanggaran hukum.
“Antara 4 – 5 bulan berjalan pembangunan, sampai saat ini berkat kedewasaan masyarakat Desa Sendangmulyo, saya tidak pernah mendengar suatu pelanggaran hukum. Saya merasa bersyukur dan bangga di tengah-tengah panjenengan, “ ungkap Kapolsek.
Sementara itu, Arif selaku perwakilan manajemen perusahaan menyampaikan pihaknya menanam jalur pipa di di dalam tanah pelabuhan. Ia mengklaim dari sisi keamanan, sudah disetujui oleh pihak Pertamina.
Dengan operasional pengisian elpiji di Pelabuhan Rembang Terminal Sluke ini, diharapkan dapat memenuhi suplai elpiji di wilayah Jawa Tengah bagian timur dan Jawa Timur bagian barat.
“Kita harapkan dapat memperlancar distribusi elpiji di Jateng bagian timur dan Jatim bagian barat, “ paparnya.
Arif tidak menyebut secara ditail tentang Amdal. Namun ia memastikan perusahaan sudah memenuhi syarat-syarat teknis.
Soal usulan dan masukan dari warga, Arif menyebut akan diteruskan kepada pimpinan perusahaan. (Musyafa Musa).