Warga Satu Desa Tak Ada Yang Kena Covid, Bahan Yang Diminum Ternyata Bisa Untuk Buat Sabun
Pemateri, Santi Novianti memaparkan pembuatan sabun organik dalam rangka program pengabdian kepada masyarakat mahasiswa Prodi Ketahanan Nasional Sekolah Pasca Sarjana di Desa Kadiwono, Kecamatan Bulu, Senin (09/08).
Pemateri, Santi Novianti memaparkan pembuatan sabun organik dalam rangka program pengabdian kepada masyarakat mahasiswa Prodi Ketahanan Nasional Sekolah Pasca Sarjana di Desa Kadiwono, Kecamatan Bulu, Senin (09/08).

Bulu – Warga sebuah desa di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, tidak ada seorang pun yang terkena Covid-19, karena mereka rutin mengkonsumsi daun kelor.

Ketua Program Studi Ketahanan Nasional Sekolah Pasca Sarjana Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta, Armaidy Armawi, mengungkap fakta tersebut, ketika membuka pelatihan pembuatan sabun berbahan daun kelor, dalam program pengabdian kepada masyarakat di Desa Kadiwono, Kecamatan Bulu, Kabupaten Rembang, hari Senin (09 Agustus 2021).

“Namanya Desa Ara di Bulukumba. Saya sendiri tiap pagi sering diteriaki oleh sahabat saya di Jakarta, pak Armaidy jangan lupa konsumsi daun kelor. Saya selalu bilang, siap,siap, “ ujarnya.

Armaydi menyebut daun kelor mempunyai kandungan anti oksidan sangat tinggi. Sejak kali pertama tahun 2000 silam masuk ke Desa Kadiwono, dirinya sudah mengkampanyekan kepada masyarakat setempat, untuk membudidayakan dan memanfaatkan daun kelor.

Di tengah pandemi Covid-19 ini, Armaydi menilai daun kelor merupakan solusi tepat untuk meningkatkan imun tubuh.

“Pandemi ini mengajarkan kita untuk memberdayakan atau membangun ketahanan masyarakat dengan sumber daya yang ada, salah satunya kelor. Apalagi tetangga Kabupaten Rembang, yakni Blora menjadi pusat pengembangan kelor di Indonesia, “ imbuh sang profesor.

Dalam pelatihan yang berlangsung secara virtual itu, Kepala Sekolah SMA N I Pamotan, Fatkhur Rozi mengaku tertarik mengikuti pelatihan yang digelar oleh mahasiswa program studi Ketahanan Nasional Sekolah Pasca Sarjana UGM.

Ia beralasan di lingkungan sekolahnya terdapat daun kelor yang sering dimanfaatkan oleh guru dan karyawan. Bekal dari pelatihan nantinya bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

“Ada guru kami yang rutin ambil daun kelor, katanya untuk mengobati kanker ibunya. Saya sendiri juga sering dibuatkan sayur bening daun kelor oleh isteri saya. Memang banyak sekali manfaat daun kelor, “ kata Fatkhur Rozi.

Pelatihan kali ini menghadirkan pemateri Santi Novianti, Public Relations Director dari Kertabumi Recycling Center, Tangerang Selatan.

Santi mengungkapkan dengan membuat sabun berbahan alami, warga bisa mengetahui secara jelas kandungannya dan terhindar dari bahan kimia sintetis pada sabun-sabun yang beredar di pasaran. Selain itu, juga membantu mengurangi sampah plastik kemasan sabun.

“Kelebihannya, kita bisa kontrol penuh. Kemudian limbah yang kita buang, relatif aman, karena bahan-bahan natural, “ terang Santi.

Daun kelor sendiri harus diolah dulu menjadi serbuk. Setelah itu, dicampur dengan lemak nabati melalui proses pemanasan. Sabun berbentuk batangan ini, tentunya jauh lebih aman bagi kulit. Nah..anda tertarik untuk membuatnya sendiri atau membeli langsung ? (Musyafa Musa).

News Reporter

Tinggalkan Balasan