Pamotan – Sebuah video baru – baru ini viral dimedia sosial, dimana nampak sebuah warung disemprot air oleh petugas satuan tugas percepatan penanganan covid-19 karena masih beroperasi di atas pukul 20.00 saat berlangsung PPKM Darurat.
Setelah Reporter R2B melakukan penelusuran, akhirnya diketahui warung tersebut adalah warung Bakso dan Mie Ayam milik Krisnawati (33), warga gang Palan, Kec. Pamotan. Sementara lokasi warung berada di pinggir jalan Lasem – Pamotan, sebelah selatan Puskesmas Pamotan.
Meski kejadian tersebut berlangsung pada Senin (05 Juli 2021) lalu, namun hingga saat ini videonya masih banyak yang membagikan dan semakin viral.
Saat dihubungi via telfon, Krisnawati menceritakan pada pukul 19.30 sebenarnya warung sudah mulai tutup. Beberapa barang sudah dibereskan dan lampu dimatikan. Namun mendekati pukul 20.00 ada seorang kakek yang ingin membungkus mie ayam. Karena merasa kasihan, ia pun berusaha melayani kakek tersebut.
“Sebenarnya setengah 8 itu sudah kukutan mas. Lha ndelalahe kok ada mbah – mbah mau bungkus mie ayam buat cucunnya. Karena nggak tega ya tak buatke mas. Tapi posisi lampu udah mati, meja kursi juga udah dibereske,” jelasnya.
Tak berselang lama datang rombongan mobil patroli dari tim satgas penanganan covid – 19 Kab. Rembang, melintas sembari menyemprotkan air ke arah warung miliknya. Sontak hal tersebut membuat seisi warung kaget dan lari berhamburan.
“Nggak sadar mas kalau dari arah selatan ada rombongan mobil patroli. Tiba – tiba langsung disemprot tanpa negur dulu. Saya kasihan sama mbahnya lari sampai terjatuh karena menghindari semprotan. Kalo saya paling cuma mesin kasir aja itu yang rusak kena air. Semoga ya masih bisa dibenerin,” imbuhnya.
Krisnawati menambahkan, pada saat itu memang terdapat lebih dari 2 sepeda motor yang terparkir di depan warungnya. Namun kendaraan tersebut bukan milik pembeli, melainkan kendaraan pribadinya dan milik karyawan yang masih bersih – bersih warung.
Selama ini ia selalu berusaha mematuhi aturan yang diterapkan oleh pemerintah selama PPKM darurat. Namun ia berharap kepada tim satgas covid yang bertugas di lapangan, untuk bisa lebih ramah lagi ketika menertibkan pedagang.
“Mungkin ngiranya petugas didalam warung masih ada pembeli karena ada banyak sepeda motor yang parkir. Tapi itu motor pribadi saya sama suami, terus motor beberapa karyawan juga kok. Ya harusnya dilihat dan ditanya dulu baik – baik jangan langsung semprot aja. Wong saya selama ini ya berusaha patuh sama aturan,” keluh Krisna.
Sementara itu juru bicara Gugus Tugas Pecepatan Penanganan Covid – 19 Pemkab Rembang, Arief Dwi Sulistya menanggapi pada prinsipnya pedagang yang masih kedapatan buka diatas pukul 20.00 akan mendapat teguran terlebih dahulu.
Apabila masih saja melawan, baru opsi terakhir warung disemprot. Terkait dengan kejadian di Pamotan, Arief memperkirakan ada kelalaian dari petugas atau ada faktor lain.
“Prinsipnya kita tegur dulu mas. Kalau masih ngeyel baru langkah terakhir disemprot air. Kasus di Pamotan mungkin saja petugas kecapekan atau bagaimana, soalnya saya nggak tau persisnya seperti apa. Tapi poinnya adalah kita pengen pedagang bisa patuh selama PPKM Darurat ini. Semua demi kebaikan bersama,” terang Arief. (Wahyu Adhi).